DHAKA, KOMPAS.TV – Kebakaran melahap sebuah pabrik makanan dan minuman di luar ibu kota Bangladesh dan menewaskan sedikitnya 52 orang. Sebagian besar korban terjebak dalam pabrik yang terkunci secara ilegal.
Melansir Associated Press, api mulai berkobar pada Kamis (8/7/2021) malam di pabrik berlantai 5 Hashem Foods di Rupganj, di luar Dhaka. Kobaran api menyebabkan kepulan asap hitam membumbung ke angkasa.
Semula, polisi menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 3 orang. Namun, setelah api padam, polisi menemukan tumpukan jenazah yang hangus terbakar pada Jumat (9/7/2021) sore.
Hingga kini, sebanyak 52 jenazah berhasil ditemukan. Namun, dua lantai teratas pabrik belum sempat diperiksa, dan ada kemungkinan jumlah korban tewas bertambah.
Baca Juga: Siprus Dilanda Kebakaran Hutan Hebat, Minta Bantuan Masyarakat Internasional
Menurut Debasish Bardhan, wakil direktur Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil Bangladesh, pintu utama pabrik terkunci dari dalam, dan banyak korban tewas karena terjebak.
Mengutip United News of Bangladesh, banyak pekerja pabrik yang melompat dari lantai atas pabrik, dan setidaknya 26 pekerja terluka sebagai akibatnya.
Informasi tentang jumlah orang yang tengah berada di pabrik dan berapa yang hilang, masih belum jelas.
“Untuk saat ini, kami hanya punya rincian ini. Setelah mencari lantai-lantai atas, baru kami bisa mendapat gambaran lengkapnya,” kata Bardhan.
Baca Juga: Sekolah Kung Fu di China Alami Kebakaran, 18 Tewas dan 16 Luka Berat
Pabrik yang terbakar pada Kamis (8/7/2021) itu merupakan anak perusahaan Sajeeb Group, perusahaan Bangladesh yang memproduksi jus di bawah Shezan International milik Pakistan yang berbasis di Lahore.
Perusahaan itu mengekspor produknya ke sejumlah negara, termasuk Australia, Amerika Serikat, Malysia, Singapur, India, Bhutan, Nepal dan negara-negara Timur Tengah serta Afrika.
Menurut Kazi Abdur Rahman, manajer umum senior bagian ekspor kelompok perusahaan itu, perusahaannya sepenuhnya sesuai dengan standar internasional. Namun, ia tak yakin apakah pintu keluar pabrik terkunci.
Berdasarkan undang-undang pabrik Bangladesh, sebuah pabrik tak boleh mengunci pintunya saat para pekerja berada di dalamnya selama jam produksi.
“Kami perusahaan yang memiliki reputasi, kami menerapkan aturan,” ujar Rahman. “Apa yang terjadi hari ini sungguh menyedihkan. Kami menyesalinya.”
Baca Juga: Insiden Kebakaran Pipa Gas Bawah Laut di Meksiko, Bola-Bola Api Terlihat Mendidih di Laut
Bangladesh memiliki sejarah tragis musibah industri, termasuk kebakaran pabrik saat para pekerja berada di dalamnya. Korupsi yang terus merajalela dan kurangnya penegakan hukum mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan dari tahun ke tahun.
Merek-merek internasional yang mempekerjakan puluhan ribu pekerja bergaji rendah di Bangladesh, berada dalam tekanan berat untuk memperbaiki kondisi pabrik setelah kebakaran dan musibah lainnya yang menewaskan ribuan pekerja.
Tahun 2012, sekitar 117 pekerja tewas saat mereka terjebak kebakaran dalam sebuah pabrik garmen di Dhaka yang pintu keluarnya terkunci. Tahun 2013, pabrik garmen Rana Plaza di luar Dhaka ambruk, dan menewaskan lebih dari 1.100 orang.
Tahun 2019, kebakaran melanda area yang dipadati apartemen, pertokoan dan gudang di area kota lama Dhaka, dan menewaskan sedikitnya 67 orang. Kebakaran lain di sebuah rumah di Dhaka Lama yang secara ilegal menyimpan bahan-bahan kimia, menewaskan sedikitnya 123 orang di tahun 2010.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.