Hal itu agar sang bayi tak membangunkan istri sang pangeran jika menangis di malam hari.
Baca Juga: Pasca Pembunuhan Presiden Haiti, 7 Tersangka Tewas, 6 Tersangka Ditahan
Fugeroux juga mengungkapkan para perempuan itu hanya boleh memakan sisa-sisa makanan dari pangeran dan istrinya.
Namun, kemudian mereka malah kelaparan karena kepala pelayan mengunci dapur.
Para perempuan tersebut dikabarkan direkrut di Arab Saudi dan telah bekerja untuk sang pangeran selama beberapa tahun.
Mereka selalu ikut keluarga tersebut baik di Riyadh atau di Paris.
Mereka diduga dibayar setara 300 euro atau setara Rp5,1 juta per bulan, dan dipaksa bekerja selama 24 jam sehari, selama sepekan.
Kepolisian Prancis mengambil pernyataan dari terduga korban bulan lalu, setelah mereka mengajukan tuntutan hukum kepada sang pangeran.
Seorang sumber yang tak mau namanya disebutkan, mengatakan salah seorang perempuan tersebut berhasil kabur saat perjalanan ke Prancis.
Baca Juga: Arab Saudi akan Terapkan Denda Rp38,6 Juta bagi yang Masuki Area Haji Tanpa Izin
Pihak Kejaksaan telah mendengarkan kesaksian dari perempuan tersebut beberapa pekan lalu.
Namun, Pangeran Faisal belum bisa ditanyai karena tak berada di Prancis.
Tetapi karena sang pangeran berpergian dengan passport diplomatik, kemudian ia memiliki imunitas dari penuntutan di Prancis.
Kedutaan Besar di Arab juga belum merespon saat dimintai komentarnya atas masalah tersebut.
Meski begitu, kasus ini dianggap serius oleh kepolisian Prancis dan ditangani oleh unit khusus.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.