Presiden AS Joe Biden sebelumnya menyatakan Amerika Serikat adalah "gudang" vaksin dunia dalam perang melawan Covid-19.
Peran tersebut mencerminkan kekuatan farmasi AS tetapi juga penekanan Biden untuk memulihkan kepemimpinan Washington di seluruh dunia setelah tahun-tahun yang penuh gejolak dan sering kacau di bawah Donald Trump.
Pejabat AS menyangkal negaranya bersaing dalam "diplomasi vaksin" dengan China dan Rusia, yang menggunakan vaksin nasional mereka untuk mengisi kekosongan pasokan di negara-negara yang terletak di wilayah kurang berkembang selama pandemi.
Seperti banyak negara lain, Bangladesh putus asa mencari lebih banyak vaksin dan tidak pilih-pilih dari mana asalnya.
Menteri Kesehatan Zahid Maleque mengatakan pada Mei negara itu ingin membeli 50 juta dosis dari Sinopharm China.
Bangladesh juga ingin membeli lima juta dosis Sputnik, kata menteri luar negeri A.K. Abdul Momen setelah bertemu dengan duta besar Rusia bulan ini.
Gedung Putih dengan tegas mengatakan pengiriman vaksin mereka, sebagian besar dilakukan melalui program Covax Organisasi Kesehatan Dunia, gratis sepenuhnya.
"Kami membagikan dosis ini bukan untuk mengamankan bantuan atau mengekstraksi konsesi. Vaksin kami tidak datang dengan pamrih. Kami melakukan ini dengan tujuan tunggal untuk menyelamatkan nyawa," kata pejabat itu.
Pemerintahan Biden berkomitmen menyumbangkan 2 miliar dolar kepada Covax dan juga membeli 500 juta vaksin Pfizer-BioNTech untuk Uni Afrika dan 92 negara miskin.
Pada KTT G-7 baru-baru ini di Inggris, mitra AS setuju untuk menyumbangkan 500 juta dosis lagi. "Mengakhiri pandemi ini membutuhkan penghapusan di seluruh dunia," kata pejabat Gedung Putih itu.
"Ini adalah momen unik dalam sejarah dan membutuhkan kepemimpinan Amerika," sambungnya.
Selain itu, sekitar 80 juta dosis dari pasokan AS dialokasikan untuk alokasi asing pada akhir Juni.
Dua juta dosis vaksin Pfizer sekarang sedang dikirim ke Peru, dan 2,5 juta dosis Moderna akan dikirim ke Pakistan, Gedung Putih mengatakan Senin, 2,5 juta dosis lainnya menuju ke Kolombia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.