Sejak kapal induk HMS Queen Elizabeth memulai operasi militer anti ISIS pada 18 Juni lalu, kata Moorhouse, para pilot militer dari negara lain, terutama Rusia, penasaran.
“Faktanya, saat kami membeli kapal induk generasi kelima dan membawanya berkeliling dunia, orang-orang tertarik dan penasaran,” katanya.
Namun, Moorhouse menandaskan, para pilot Rusia dan AS maupun pihaknya tetap memegang teguh profesionalitas dan menghormati satu sama lain.
Kapten James Blackmore, yang memimpin 8 unit jet tempur F-35 Inggris dan 10 unit helikopter di atas kapal induk HMS Queen Elizabeth, mengatakan bahwa para pilot Inggris dan Rusia telah bertemu dalam jarak pandang satu sama lain.
“Ini sikap saling mengintai dan penuh kewaspadaan. Ini sudah kami prediksi, mengingat ini kali pertama jet tempur F-35 mencapai Mediterania timur,” ujar Blackmore.
“Jadi, tentu saja Rusia ingin tahu, seperti apa jet tempur dan kapal induk kami.”
Baca Juga: Kapal Perang Iran dan AS Bersitegang di Teluk Persia
Jet tempur F-35 yang dipersenjatai dengan rudal dari-udara-ke-udara dan bom berpemandu laser, dikerahkan di Irak untuk mencari pesawat lain atau drone tak berawak dan mendukung pasukan darat.
Jet tempur canggih ini juga mampu melakukan aktivitas pengintaian karena dilengkapi dengan sistem radar dan sensor nan canggih.
“Ini jet tempur generasi kelima dengan radar dan sensor yang sangat mumpuni. Jadi ini adalah mata dan telinga kami,” papara Moorhouse.
Kapal induk HMS Queen Elizabeth dan kapal-kapal pendukungnya, termasuk kapal perusak AS The Sullivans, akan tetap berada di Mediterania timur selama 2-3 pekan mendatang.
Setelahnya, kapal induk ini akan bergerak menuju Terusan Suez dan melanjutkan penempatan di India, Korea Selatan dan Jepang selama 7,5 bulan.
Kapal induk ini juga membawa 10 unit jet tempur F-35 milik AS dari Skuadron Serangan Tempur 211 Korps Marinir yang akan melakukan operasi militer di bawah komando Inggris.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.