Situs web Politico pertama kali melaporkan pergerakan kapal perang Iran itu pada akhir Mei lalu. Kedua kapal perang Iran itu, mengutip sumber sejumlah pejabat anonim Iran, bertolak menuju Venezuela.
Iran memiliki hubungan dekat dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, dan telah mengirimkan bahan bakar minyak (BBM) dan produk lainnya ke negara itu di tengah sanksi AS terhadap Caracas, ibu kota Venezuela. Venezuela diyakini telah membayar Iran untuk pengiriman itu.
Seorang sumber pejabat tinggi yang dekat dengan Maduro membantah laporan yang menyebut bahwa kapal perang Iran itu akan singgah di sana.
Dalam konferensi pers pada 31 Mei lalu, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menolak menyebut tujuan Makran.
“Iran selalu hadir dalam wilayah perairan internasional dan berdasarkan hukum internasional, dapat hadir dalam perairan internasional,” ujarnya. “Tak ada negara mana pun yang bisa melanggar hak ini, dan saya peringatkan agar tak ada yang salah perhitungan.”
Unit kapal-serang-cepat yang berada di atas Makran merupakan jenis kapal yang digunakan oleh Garda Revolusioner Iran saat bersitegang dengan kapal-kapal perang AS di Teluk Persia dan Selat Hormuz yang sempit sebelumnya. Masih belum jelas rencana Venezuela terhadap kedua kapal perang Iran itu.
“Jika kapal-serang-cepat itu hendak dikirimkan, mereka akan membentuk inti kekuatan perang asimetris dalam angkatan bersenjata Venezuela,” papar Institut AL AS dalam analisa yang diterbitkan sebelumnya. “Ini bisa berfokus untuk mengganggu pelayaran sebagai sarana untuk melawan kekuatan AL yang lebih unggul. Rute pelayaran dari dan menuju Kanal Panama berada di dekat pesisir Venezuela.”
Baca Juga: Kapal Perang Terbesar Milik Iran Terbakar dan Karam di Teluk Oman
Pada awal bulan ini, kebakaran telah menyebabkan kapal perang terbesar Iran, Kharg, yang berukuran panjang 207 meter, tenggelam.
Kharg berfungsi mengisi ulang pasokan bagi kapal-kapal perang lainnya dalam armada di laut dan menggelar latihan AL. Pihak berwenang tidak menyatakan penyebab kebakaran yang terjadi menyusul sejumlah ledakan misterius yang menyasar kapal-kapal komersial di perairan Timur Tengah sejak tahun 2019.
Pelayaran kedua kapal perang Iran ini berlangsung menjelang pemilihan presiden Iran pada 18 Juni mendatang. Para pemilih akan memilih pengganti Presiden Hassan Rouhani yang relatif moderat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.