BRUSSEL, KOMPAS.TV - Tujuh negara anggota Uni Eropa (UE) telah resmi memberlakukan sertifikat vaksin Covid-19 digital.
Hal ini untuk memudahkan warganya bepergian melintasi 27 negara lainnya.
Yang terbaru, Yunani dan Jerman mulai memfasilitasi perjalanan aman bagi warganya dengan verifikasi status virus Covid-19 melalui sertifikat digital rilisan UE tersebut.
Melansir AP News, menurut Komisi Eropa, ada lima negara yang sudah memulai penggunaan sertifikat digital tersebut lebih awal adalah Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Kroasia dan Polandia
Dalam sertifikat digital itu akan tercatat sejumlah riwayat pemiliknya.
Yakni yang berhubungan dengan vaksinasi, hasil negatif tes Covid-19 baru-baru ini, dan bukti pemulihan dari Covid-19 jika ada.
Baca Juga: India Putuskan Vaksinasi Covid-19 Seluruh Warga Usia Dewasa Mulai Akhir Bulan Juni, Gratis
Secara umum, sertifikat vaksin Covid-19 digital UE sudah diakui.
Yaitu dalam bentuk dokumen berupa kertas digital yang menggunakan kode QR beserta fitur keamanan canggih.
Dalam penerapannya, sertifikat digital tersebut hanya diberlakukan bagi orang-orang yang telah divaksinasi Covid-19 secara lengkap.
Termasuk bagi mereka yang telah pulih dari Covid-19 dan orang yang telah menjalani tes PCR dalam waktu 72 jam terakhir.
Adapun di semua negara UE, sertifikat tersebut akan diberikan secara gratis dan didistribusikan dalam bahasa nasional dan bahasa Inggris.
Baca Juga: Pertama Kalinya, 18 Diaspora Indonesia di Madagaskar Menerima Vaksinasi Covid-19
"Warga UE menantikan untuk bepergian lagi, dan mereka ingin melakukannya dengan aman. Memiliki sertifikat UE adalah langkah penting dalam perjalanan," kata Komisaris Kesehatan UE, Stella Kyriakides.
Lebih lanjut, dalam beberapa minggu ke depan, Kyriakides menjelaskan bahwa semua negara UE sudah harus membereskan data-data terkait sertifikat vaksin Covid-19 digital.
"Negara UE perlu menyelesaikan sepenuhnya sistem nasional mereka untuk mengeluarkan, menyimpan, dan memverifikasi sertifikat. Sehingga sistem dapat berfungsi tepat waktu untuk musim liburan," ucap Kyriakides.
Jika semua itu tuntas, negara anggota UE pun akan diizinkan menambah jumlah vaksin ke daftar masing-masing, termasuk vaksin yang belum disetujui secara resmi untuk digunakan di seluruh UE.
Meski belum mendapat dukungan dari seluruh negara anggota, UE tetap mengeluarkan kebijakan tersebut karena percaya bahwa orang yang divaksinasi tidak perlu melakukan uji kesehatan atau pun menjalani karantina lagi.
Baca Juga: Wanita Tertua di Dunia Vaksinasi Covid-19 pada Usia 124 Tahun
Komisi Eropa juga melaporkan, lebih dari 20 negara UE telah berhasil menguji sistem pada bulan lalu, sebagaimana dilansir dari Euronews.com.
Dengan mengikuti kesepakatan antara Parlemen Eropa dan Dewan tentang regulasi tersebut, akhir Juli 2021, Komisi Eropa menargetkan 70 persen dari 450 juta orang di kawasan tersebut telah menerima setidaknya satu dosis vaksin.
Sebelumnya, Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan bahwa sejauh ini UE telah memberikan lebih dari 250 juta dosis vaksinasi kepada masyarakat
Jumlah tersebut setara dengan lebih dari 80 juta orang Eropa yang telah divaksinasi lengkap.
Sementara, hingga saat ini, Pengawas Eropa telah menyetujui penggunaan empat vaksin di negara-negara UE, yakni Pfizer/BioNTech, AstraZeneca/Oxford University, Moderna, dan Johnson & Johnson.
Menurut Our World In Data, UE telah berhasil memberi setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 ke lebih dari 38 persen populasinya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.