TEL AVIV, KOMPAS.TV - Kepemimpinan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terancam setelah terjadinya koalisi partai oposisi dan partai Arab Israel.
Meski begitu, pihak Palestina menilai jika terjadi perubahan kepemimpinan diyakini dampaknya tak akan berbeda.
Koalisi yang dinamakan Pemerintahan Israel Bersatu itu terjadi setelah pemimpin Partai Yes Atid, Yair Lapid mencapai kesepakatan dengan pemimpin partai Yamina, Naftali Bennett.
Pada koalisi tersebut partai Arab Israel, Raam juga turut bekerja sama untuk menggulingkan Netanyahu.
Baca Juga: Demi Singkirkan Netanyahu dan Bentuk Pemerintahan Israel Bersatu, Oposisi dan Partai Arab Berkoalisi
Dalam koalisi itu Bennet akan berperan sebagai Perdana Menteri untuk menggantikan Netanyahu jika koalisi mereka terpilih.
Namun banyak warga Palestina yang skeptis perubahan kepemimpinan Israel akan membawa perubahan yang positif untuk mereka.
Salah satunya, adalah Bassem Al-Salhi, perwakilan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Ia menilai Bennet memiliki agenda sayap kanan yang sama dan memiliki tingkat ekstrem yang sama dengan Netanyahu.
“Ia akan memastikan akan memperlihatkan betapa ekstremnya ia di pemerintahan,” ujar Al-Salhi dikutip dari Al-Jazeera.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.