COVAX adalah skema kerja sama internasional yang didirikan WHO dan disokong beragam penyumbang dana, bertujuan untuk menyediakan vaksin bagi 30 persen populasi di 92 negara paling miskin yang mengikuti program.
Menurut rencana Amerika Serikat, dari 25 juta dosis kumpulan pertama, 7 juta dosis dialokasikan untuk Asia, terutama India, Nepal, Bangladesh, Pakistan, Sri Lanka, Afghanistan, Vietnam, Papua Niugini, dan Taiwan.
6 juta dosis dialokasikan bagi negara-negara Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia, di antaranya Brazil, Argentina, Kolombia, Kosta Rica, Peru, Guatemala dan Haiti.
Lima juta dosis dicadangkan untuk Afrika dan akan disalurkan dengan koordinasi Uni Afrika, tutur Penasihan Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, seraya menekankan, "Pada intinya, Amerika Serikat lah yang memiliki otoritas untuk menentukan seberapa dosis disalurkan ke sini dan bukan ke situ,"
Baca Juga: Masih Pandemi Covid-19, Infeksi Jamur Merebak di India
Mendapat kabar tersebut, India kontan mengungkapkan rasa terima kasih mereka.
PM India Narendra Modi langsung mencuitkan twit bahwa dia berbicara dengan Wakil Presiden Kamala Harris setelah pengumuman tersebut.
"Saya sangat menghargai kepastian suplai vaksin bagi India dalam strategi AS untuk berbagi vaksin secara global," tutur Modi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan apresiasi, terutama pada komitmen Biden, "Melindungi mereka yang paling menghadapi risiko serta untuk memberi teladan agar yang lain juga mengikuti (jejak Amerika Serikat)."
Biden mengatakan, sisa 6 juta dosis dari kumpulan 25 juta dosis pertama akan dibagikan kepada negara-negara yang mengalami lonjakan penularan terbaru atau mereka yang sedang bertarung melawan krisis, serta mitra AS seperti Kanada, Meksiko, dan Korea Selatan.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menekankan, AS ingin memiliki cukup fleksibilitas tentang alokasi dosis vaksin di luar formula distribusi yang digunakan COVAX, namun sesuai kebutuhan.
COVAX sejauh ini sudah menyalurkan hampir 80 juta dosis vaksin Covid-19 ke 127 negara, dengan 97 persen yang didistribusikan merupakan vaksin AstraZeneca dan sisanya buatan Pfizer/BioNTech.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.