MANILA, KOMPAS.TV- Produsen makanan ringan dan mi instan, Monde Nissin, baru saja mencatatkan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Filipina, pada Selasa (01/06/2021).
Perusahaan tersebut berhasil mengumpulkan dana dari hasil IPO sebesar 48,6 miliar peso Filipina atau sekitar 1 miliar dollar AS (setara dengan Rp 14,30 triliun, kurs Rp 14.300/US$).
Mengutip CNN Business (02/06/2021), jumlah dana hasil IPO itu merupakan yang terbesar di Filipina dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara (ASEAN).
Ternyata, pucuk pimpinan di Monde Nissin adalah orang Indonesia, yaitu Henry Soesanto yang menjabat sebagai CEO Monde Nissin.
Baca Juga: Gojek-Tokopedia Merger, CEO GoTo Klaim Penghasilan Driver akan Lebih Besar
Ia juga menjabat sebagai petinggi di beberapa perusahaan Monde Nissin di luar negeri.
Yajtu Monde Land, Inc., Monde Rizal Properties, Inc., Monde Nissin Singapore Pte. Ltd., Monde Nissin UK Ltd., Monde Nissin International Investments Ltd., Monde Nissin Holdings (Thailand) Ltd., Monde Nissin New Zealand Limited, All Fit & Popular Foods Inc.
2 orang Indonesia lainnya yakni, Hartono Kweefanus sebagai Chairman of the Board Monde Nissin dan Hoediono Kweefanus sebagai Vice-Chairman of the Board Monde Nissin.
Selain memproduksi mi instan merk Lucky Me!, perusahaan tersebut juga membuat produk olahan daging dari jamur yang difermentasi dengan merk Quorn.
Henry mengatakan, IPO Monde Nissin di Filipina akan menjadi langkah penting bagi perusahaan untuk berekspansi terutama dalam mengembangkan bisnis Quorn.
Baca Juga: Jika IPO, Kapitalisasi Pasar GoTo Jadi Terbesar Ke-7 di BEI
"Sebagian besar dana IPO akan digunakan untuk meningkatkan produksi barang-barang konsumen perusahaan, terutama Quorn," kata Henry dikutip dari CNN Business, Rabu (02/06/2021).
Quorn, awalnya merupakan produk asal Inggris.
Lalu pada 2015, Monde Nissin mengakuisisi Quorn seharga 550 juta euro atau sekitar 847 juta dollar AS pada saat itu, atau sekitar Rp12 triliun.
Henry mengungkapkan, perusahaannya juga menargetkan penetrasi pasar lebih besar di Asia untuk produk mi instannya.
Ia mengklaim, produk mi instan dari Monde Nissin sudah menjadi pemimpin pasar di Filipina.
Namun masih perlu dikembangkan di Vietnam dan Indonesia.
"Riset menunjukkan konsumsi mi instan Filipina masih relatif lebih rendah dibandingkan negara tetangganya. Rata-rata pelanggan di sana hanya makan sekitar 36 bungkus mi per tahun, sedangkan di Vietnam dan Indonesia biasanya mengonsumsi sekitar 50 bungkus, " jelasnya.
Baca Juga: Rugi Rp170 Triliun, Ford Tutup Pabrik di Brasil
Monde Nissin juga tengah mempertimbangkan untuk dual listing.
Yaitu di Bursa Filipina dan Bursa Inggris.
Karena 25 persen portofolio bisnis Monde Nissin berada di Inggris.
"Saya tidak bisa mengatakannya sedini sekarang, tapi semuanya mungkin (dual listing di Inggris). Bisa jadi London, bisa jadi AS, tapi kita tidak tahu kapan," ujar Henry.
Produk-produk Monde Nissin hadir di lebih dari 30 negara dan menjadikan Filipina serta Thailand sebagai pasar utamanya.
Ke depannya, perusahaan ini ingin memperluas pasar ekspor produknya ke Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah dan Asia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.