MEXICO CITY, KOMPAS.TV – Kartel Jalisco yang terkenal kejam merespon kebijakan lunak Meksiko melawan kejahatan dengan “pelukan, bukan peluru” dengan kebijakan mereka sendiri.
Mereka menculik sejumlah personel pasukan elite polisi di negara bagian Guanajuato, menyiksa mereka untuk mendapatkan nama dan alamat sesama perwira polisi, lalu memburu dan membunuh mereka di kediaman mereka, pada hari libur mereka, di hadapan keluarga mereka.
Melansir Associated Press pada Minggu (30/5/2021), ini merupakan serangan langsung terhadap para personel penegak hukum yang jarang terlihat di luar negara yang memiliki geng paling banyak di Amerika Selatan.
Serangan ini merupakan ancaman langsung terhadap kebijakan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador yang menghindari kekerasan dan menolak memerangi kartel-kartel Meksiko.
Namun, faktanya, kartel justru telah mendeklarasikan perang terhadap pemerintah. Mereka bercita-cita memusnahkan pasukan elite pemerintah yang dikenal sebagai Kelompok Taktis. Geng kartel menuding Kelompok Taktis memperlakukan anggota mereka dengan tidak adil.
Baca Juga: Ditemukan 19 Tas Berisi Jenazah Manusia di Meksiko
“Jika kau ingin perang, kau akan dapatkan perang! Kami sudah tahu persembunyianmu! Kami akan mendatangi kalian semua!” demikian bunyi sebuah spanduk yang ditandatangani oleh para anggota kartel dan terpasang di sebuah gedung di Guanajuato baru-baru ini.
“Bagi setiap anggota kami (CJNG) yang kau tangkap, kami akan membunuh 2 anggota Taktis, di mana pun mereka berada, di rumah atau dalam mobil patroli mereka,” tulis spanduk kartel penuh ancaman.
Guanajuato menjadi negara bagian Meksiko paling penuh kekerasan. Di sana, kartel Jalisco memerangi sejumlah geng setempat lain dengan bantuan geng saingannya, kartel Sinaloa. Para pejabat setempat menolak berkomentar tentang jumlah anggota pasukan elite pemerintah yang telah terbunuh sejauh ini.
Kasus pembunuhan polisi terbaru terjadi pada Kamis lalu (27/5/2021), saat seorang polisi diculik dari rumahnya, dibunuh dan mayatnya dibuang di sebuah ruas jalan tol.
Baca Juga: Kartel Narkoba Meksiko Gantung Kepala Termutilasi di Jembatan: Ancaman untuk Geng Saingan
Analis keamanan yang berbasis di Guanajuato, David Saucedo mengatakan, ada banyak kasus kekerasan terhadap polisi.
“Banyak di antara mereka, para personel polisi, memutuskan untuk desersi. Mereka meninggalkan rumah, melarikan diri membawa keluarga mereka dan bersembunyi,” tutur Saucedo. “Kartel CJNG kini tengah memburu pasukan polisi elite Guanajuato.”
Jumlah korban tewas sulit didapat. Namun, Poplab, sebuah situs berita di Guanajuato menyatakan, sepanjang tahun ini, sedikitnya 7 personel polisi telah tewas di hari libur mereka.
Pada Januari, para anggota kartel bersenjata menyambangi rumah seorang personel polisi perempuan, membunuh suaminya, menyeretnya pergi, menyiksanya dan lalu membuang jasadnya yang dipenuhi lubang peluru.
Baca Juga: Ratusan Aparat Gabungan Tangkap Mafia Italia Ndrangheta di Seluruh Eropa
Sejak tahun 2018, menurut Poplab, Guanajuato menjadi negara bagian di Meksiko yang memiliki jumlah polisi terbanyak yang tewas di Meksiko. Antara tahun 2018 hingga pertengahan Mei 2021, sebanyak 262 personil polisi tewas terbunuh, atau rata-rata sekitar 75 personel polisi tewas setiap tahunnya.
Jumlah ini lebih besar dari jumlah korban tewas rata-rata tiap tahun akibat penembakan atau serangan lain di seluruh Amerika Serikat (AS) yang memiliki jumlah populasi 50 kali lebih banyak ketimbang Guanajuato.
Saking buruknya masalah di Guanajuato, pada 17 Mei lalu, pemerintah setempat menerbitkan dekrit khusus tentang penyediaan sejumlah dana untuk mekanisme perlindungan bagi polisi dan para petugas penjara.
“Sayangnya, kelompok-kelompok kejahatan terorganisir mendatangi kediaman para personel polisi, ini merupakan ancaman dan mereka, juga anggota keluarga mereka, berisiko kehilangan nyawa,” demikian bunyi dekrit tersebut.
“Mereka terpaksa segera meninggalkan rumah mereka dan pindah, agar kelompok-kelompok kejahatan tak bisa menemukan mereka.”
Para pejabat negara menolak untuk menggambarkan langkah-langkah perlindungan tersebut. Pun, memberi komentar tentang apakah para personil polisi mendapat pembiayaan untuk membayar sewa rumah baru atau jika pemerintah berencana membangun kompleks perumahan yang dibangun khusus dan aman bagi para personel polisi dan keluarga mereka.
“Ini perang terbuka melawan pasukan keamanan pemerintah negara bagian (Guanajuato),” kata Saucedo.
Baca Juga: 13 Polisi Tewas Dibantai Geng Kriminal, Presiden Meksiko Tak Akan Beri Ampun
Lopez Obrador mengampanyekan upaya mengurangi ketegangan konflik perang narkoba di Meksiko, dan menggambarkan kebijakan “pelukan, bukan peluru” merupakan pendekatan untuk menangani akar masalah kejahatan.
Sejak menjabat pada akhir 2018, Lopez Obrador menghindari konfrontasi terang-terangan dengan kartel-kartel. Lopez Obrador bahkan membebaskan seorang capo, pimpinan mafia tertinggi Meksiko, untuk menghindari pertumpahan darah.
Lopez Obrador berkilah, ia lebih menyukai kebijakan jangka panjang untuk menangani masalah-masalah sosial seperti pengangguran kaum muda yang menjadi penyebab kaum muda menjadi anggota geng.
Namun, pada April, mantan Duta Besar AS untuk Meksiko Christopher Landau mengatakan, Lopez Obrador memandang pertikaian antar sesama kartel narkoba “sebagai pengalih perhatian”.
“Jadi, dia pada dasarnya mengadopsi sikap pembiaran terhadap mereka, yang jelas cukup mengganggu pemerintahan kami,” kata Landau.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.