GAZA, KOMPAS.TV - Pendiri Hamas, Mahmoud Zahar, mengungkapkan dirinya menerima terjadinya gencatan senjata Palestina dan Israel.
Meski begitu ia mengingatkan tak akan ada perdamaian dengan Israel tanpa adanya keadilan untuk Palestina.
Zahar pun berpikir gencatan senjata antara kedua belah pihak sangat mungkin berlangsung lama.
Hal itu diungkapkannya saat melakukan wawancara eksklusif dengan Sky News, Minggu (23/5/2021).
Baca Juga: Aung San Suu Kyi untuk Pertama Kalinya Muncul Langsung di Sidang Sejak Ditangkap Junta Militer
“Ya, saya pikir yang terpenting adalah sejauh mana dampak bagi kedua belah pihak,” tuturnya.
"Gencatan senjata saat ini bisa diterima dari kedua sisi. Namun, untuk berapa lama? Saya pikir tak ada dari kedua sisi yang mencari pertikaian lebih dari sebelumnya,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Zahar menegaskan Hamas menembakkan roket dari area tak berpenghuni di Gaza.
“Tidak. Tak ada satu roket pun dikirim dari area berpenduduk. Kebanyakan dari perbatasan, bukan area berpenduduk,” tuturnya.
“Anda bisa memberikan saya contoh bagaimana kami membawa roket dan menempatkannya di atap (gedung)?” lanjut Zahar.
Baca Juga: Qatar Janjikan Palestina, Bantu Hentikan Serangan Israel ke Warga Palestina dan Masjid Al-Aqsa
Bukan Perang Lawan Yahudi
Zahar pun menampik saat ini yang terjadi adalah perang melawan Yahudi, tetapi menghadapi Zionisme.
Ia menegaskan solusi dua negara yang diserukan sejak 1967 tak bisa dilakukan, karena Israel tak menginginkannya.
“Secara praktis hal itu sudah terbukti,” katanya berpendapat bahwa negosiasi Israel dengan Fatah, faksi Palestina yang lebih moderat, di Tepi Barat telah gagal.
“Ini bukan penilaian saya. Pergi dan tanya Mahmoud Abbas (Presiden Palestina), apakah solusi dua negara bisa terjadi? Ia akan berkata tidak. Israel tak bisa menerima solusi dua negara,” tambahnya.
Zahar pun mencoba meluruskan, ia tak bermasalah dengan Yahudi, dan siap berbagi tempat dengan mereka.
Namun ia menegaskan saat ini yang tengah dilawan oleh Hamas adalah pendudukan yang dilakukan oleh Israel.
Baca Juga: Baru Gencatan Senjata Israel-Palestina, Ratusan Pemukim Yahudi Memaksa Masuki Masjid Al-Aqsa
“Kami tak melawan Yahudi karena mereka tinggal di sini selama beberapa abad. Yang saya bicarakan adalah pendudukan,” katanya.
Ia juga mengaku Hamas siap untuk berbicara dan berdialog dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.
“Kenapa tidak? Biden, ya, ia mendukung Israel, tetapi saya pikir kami sebagai warga Palestina memiliki misi untuk berbicara dengan jujur kepadanya,” ujar Zahar.
Ketika ditanya mengenai arti dari keadilan, Zahar pun menegaskan pemikirannya.
“Perdamaian berarti keadilan. Tak ada perdamaian (dengan Israel), tanpa adanya keadilan (untuk Palestina),” tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.