"Saya yakin mayat-mayat ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19," tegas Sehgal dalam pernyataannya, Minggu (16/5/2021).
Sehgal berdalih, sebagian warga desa setempat memilih untuk tidak mengkremasi jenazah kerabatnya sesuai adat, lantaran biaya yang dibutuhkan cukup besar.
Baca Juga: Pernyataan Kontroversial Politikus India, Sebut Virus Corona Miliki Hak untuk Hidup
Hal serupa juga disampaikan oleh salah satu anggota organisasi filantropi Bondhu Mahal Samiti, Ramesh Kumat Singh yang menyebut biaya kremasi di India meningkat tiga kali lipat saat ini.
Dengan biaya yang mencapai 15.000 Rupee atau sekitar Rp 2,9 juta, ia melihat betapa banyaknya warga yang memilih mengubur mayat di tepi sungai dibanding mengkremasinya.
Ditambah lagi dengan meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 di daerah pedesaan yang mayoritas penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Baca Juga: Pasien Covid-19 Tewas setelah Diperkosa Perawat di Rumah Sakit India
Sebelumnya, pada pekan lulu, otoritas kesehatan India telah menemukan 71 mayat di tepi Sungai Gangga, di wilayah Bihar.
Namun, karena telah terjadi pembusukan pada mayat-mayat itu, hasil autopsi post-mortem yang dilakukan pun tidak dapat memberi kepastian mengenai penyebab kematiannya.
Tak berselang lama, di distrik Unnao, 40 kilometer sebelah barat daya Lucknow, Uttar Pradesh juga ditemukan puluhan jenazah terkubur di dua lokasi tepi sungai
Hakim setempat, Ravindra Kumar, menyatakan penyelidikan masih berlangsung untuk mencari tahu penyebab kematian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.