YERUSALEM, KOMPAS.TV - Ini adalah kisah jurnalis Arab News selama 4 hari di Masjid al-Aqsa sebelum penyerbuan aparat keamanan Israel terhadap warga Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa, seperti dilansir Arab News, Kamis, (13/05/2021).
Bagi umat Muslim, 10 hari terakhir bulan Ramadan selalu spesial. Di Masjid al-Aqsa, pengalaman itu unik.
10 Mei lalu, aparat keamanan Israel menembakkan gas air mata dan peluru karet lalu menyerbu Haram Al-Sharif, lokasi Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock. Lebih dari 300 orang terluka dalam kekerasan yang terjadi setelah penyerbuan tersebut.
Sebelum kekerasan terjadi disana, jurnalis Arab News berada di Yerusalem selama empat hari dan berbicara kepada umat Muslim di Masjid al-Aqsa saat malam-malam Laylat Al-Qadr atau Lailatul Qadar, yang jatuh pada hari ke 28 bulan Ramadan.
Menurut kalangan cendikiawan Islam, saat itulah Qur'an mulai diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Sebagian besar umat Muslim di Masjid al-Aqsa menekankan dimensi spiritual dari kunjungan mereka kesana.
Muhammad Abdo, seorang buruh dari wilayah Sur Baher Yerusalem mengatakan kepada Arab News, dia selalu ingin ke Masjid Al-Aqsa sesering mungkin, namun karena pekerjaan dirinya hanya bisa datang untuk shalat Dzuhur dan Isya.
"Favorit saya adalah shalat Subuh di Masjid al-Aqsa. Rasanya sungguh khusyu," tutur Abdo.
Baca Juga: Kutuk Tindakan Israel di Yerusalem, Raja Salman Tegaskan Dukungan Arab Saudi Kepada Palestina
Mustafa Abu Sway, seorang pengajar Kajian Islam di Universitas Al-Quds mengatakan, dia selalu shalat Dzuhur di Masjid al-Aqsa, "Saya mengajar setiap hari, dan waktu terbaik untuk saya mengajar adalah hingga memasuki waktu shalat Dzuhur,"
Abu Sway mencatat, banyak murid dan ummat yang memiliki pertanyaan tentang kehidupan, serta mencari jawaban atas masalah sehari-hari.
"Kita menghadapi bagaimana Islam memiliki pengaruh langsung dalam perilaku kita. Apakah itu dalam hubungan personal, etika kerja, atau tentang isu lingkungan; kami membicarakan semua itu dalam diskusi," tambah Abu Sway.
Abu Sway menggarisbawahi besarnya minat kalangan akademisi dunia terhadap doktrin dan pemikiran Al-Ghazali, seorang cendikiawan Muslim dan pendakwah terkenal.
Masuk ke al-Aqsa tidak mudah. Lapangan parkir terdekat untuk mereka yang datang dari arah Kota Tua terletak beberapa kilometer dari Masjid al-Aqsa.
Baca Juga: Polisi Israel Tembakkan Granat Kejut ke Dalam Masjid Al-Aqsa, 153 Demonstran Palestina Dirawat
Saban kali, serangkaian mobil listrik hilir mudik mengantar peziarah dan umat Muslim yang akan beribadah di Masjid al-Aqsa, namun kebanyakan harus berjalan berkilometer.
Beberapa masuk lewat Gerbang Damaskus di Utara lalu masuk ke Khan Al-Zayt dan Suq Al-Wad, dua jalan masuk kuno, menuju Haram Al-Sharif.
Yang lain masuk lewat Gerbang Singa di bagian Timur. Setelah masuk ke kompleks, terdapat pintu masuk terpisah untuk laki-laki dan perempuan di masjid yang berada di dalam Qubbat al- akhrah atau Dome of the Rock. Di dalam, terdapat penghalang kayu yang memisahkan laki-laki dan perempjuan.
Di wilayah lain kompleks Masjid al-Aqsa, bagian Al-Qibly khusus untuk laki-laki sementara bagian yang dekat dengan Bab Al-Rahmeh, yang juga merupakan lokasi untuk shalat, terbagi menjadi dua, laki-laki di sebelah kanan dan perempuan di sebelah kiri.
Seluruh kompleks berbentuk lapangan terbuka yang mendominasi kota tua dikelola oleh Kementerian Wakaf Kerajaan Yordania. Kerajaan itu mengelola Kota Tua Yerusalem dan Tepi Barat hingga tahun 1967.
Selama Ramadan, Kementerian Wakaf itu menyiapkan lokasi berbuka puasa bagi ratusan orang yang kebanyakan datang dari kota-kota di dalam perbatasan 1948 atau dari berbagai wilayah Tepi Barat.
Baca Juga: Balas Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, Brigade Al Qassam Hamas Tembakkan 7 Rudal ke Yerusalem
Tahun ini dan tahun lalu, memasuki Israel dari Tepi Barat makin rumit karena pandemi Covid-19. Ijin hanya diberikan bagi mereka yang sudah menjalani vaksinasi Covid-19.
Sebelum penyerbuan 10 Mei oleh aparat Israel ke Haram al-Sharif, para komandan Israel memerintahkan penjaga perbatasan dan aparat berpakaian preman untuk low profile.
Pada awal bulan suci Ramadan, aparat keamanan Israel mematikan listrik di empat menara masjid dan memblokade alun-alun di depan Gerbang Damaskus, pintu masuk utama ke Kota Tua di Barat Laut Al-Aqsa.
Aparat keamanan Israel mencoba membungkam Adzan, karena pada saat yang sama ada peringatan bagi tentara-tentara Israel yang tewas.
Pada hari lain, aparat keamanan Israel mencoba mencegah bentrokan antara warga Palestina dan pengunjuk rasa Yahudi yang meneriakkan, "Matilah Orang Arab!"
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.