Gavi tidak memberikan persyaratan finansial, tetapi mengatakan harga per dosis vaksin untuk COVAX pada akhirnya akan dipublikasikan.
Banyak ahli mengatakan krisis Covid-19 sekarang akut, dengan India khususnya menghadapi lonjakan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Vaksin Moderna secara umum dianggap paling efektif sejauh ini dalam memerangi varian baru seperti yang menyebar di India.
Seth Berkley, CEO Gavi, yang merupakan kemitraan publik-swasta, memuji akses ke vaksin yang disebut cukup manjur untuk memerangi Covid-19.
"Memperluas dan memiliki portofolio yang beragam selalu menjadi tujuan inti COVAX, dan untuk tetap dapat beradaptasi dalam menghadapi pandemi yang terus berkembang ini - termasuk meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh varian baru,"
Dengan pengaturan tersebut, Moderna dapat bergabung dengan peluncuran COVAX yang sudah memasukkan vaksin dari Oxford-AstraZeneca, yang sejauh ini memiliki peran terbesar dalam program tersebut, dan Pfizer-BioNTech yang telah berkomitmen dengan dosis yang jauh lebih sedikit.
Pasokan vaksin AstraZeneca untuk COVAX yang diproduksi di India telah dibatasi dalam beberapa bulan terakhir karena pemerintah New Delhi dan subkontraktor utama India - Serum Institute of India - mengalihkan sebagian besar produksinya untuk memerangi wabah yang menghancurkan di dalam negeri.
Baca Juga: WHO: Varian Virus India Terdeteksi Setidaknya di 17 Negara
Koalisi untuk Kesiapsiagaan dan Inovasi Epidemi, kemitraan publik-swasta yang mengelola COVAX bersama Gavi dan WHO, melakukan investasi awal ke dalam vaksin Moderna saat pandemi muncul.
Hubungan resmi pertama antara perusahaan dan program terjadi hampir 18 bulan setelah pandemi terjadi.
WHO memberi izin penggunaan darurat untuk vaksin Moderna, yang diumumkan Jumat malam, namun memakan waktu berbulan-bulan karena penundaan yang dihadapi WHO dalam mendapatkan data dari pabrikan.
Banyak negara yang tidak memiliki penilaian medis yang mumpuni harus bergantung pada daftar WHO untuk memutuskan bilamana akan menggunakan vaksin.
Badan PBB untuk anak-anak, UNICEF, juga menggunakan daftar tersebut untuk menyebarkan vaksin dalam keadaan darurat seperti pandemi.
Desakan Gavi untuk memberikan vaksin ke negara-negara miskin - terutama karena penundaan pasokan dari India - mendapat dorongan ketika pemerintah Swedia mengumumkan rencana untuk mendonasikan 1 juta dosis vaksin AstraZeneca ke India melalui COVAX.
“Kami perlu melakukan segala yang kami bisa untuk menghadapi pandemi ini dan melawannya di seluruh dunia,” Per Olsson Fridh, Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional negara Skandinavia, mengatakan kepada penyiar SVT Swedia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.