WASHINGTON, KOMPAS.TV — Pasukan pemerintah Afghanistan menghadapi masa depan yang tidak pasti dan, dalam skenario terburuk, berpeluang mengalami beberapa "kemungkinan hasil buruk" bila berhadapan dengan pemberontak Taliban setelah penarikan pasukan Amerika dan koalisi dipercepat beberapa minggu mendatang. Hal tersebut diungkap kepala staf gabungan militer AS Minggu, (02/05/2021) seperti dilansir Associated Press, Senin (3/5/2021).
Jenderal Mark Milley menggambarkan militer dan polisi Afghanistan hanya "dilengkapi dengan cukup baik, cukup terlatih, dan cukup dipimpin."
Dia mengutip pengalaman pasukan Afghanistan selama bertahun-tahun melawan pemberontakan yang tangguh, tetapi dia menolak untuk mengatakan mereka sepenuhnya siap untuk melawan Taliban tanpa dukungan langsung internasional dalam potensi serangan Taliban.
Kepala Kepala Staf Gabungan, Jenderal Mark Milley yang juga seorang veteran perang di Afghanistan, berbicara dalam sebuah wawancara dengan Associated Press dan wartawan CNN yang terbang bersamanya dari Hawaii ke Washington hanya beberapa jam setelah dimulainya penarikan resmi.
Ditanya apakah dia yakin pasukan Afghanistan dapat bertahan di bawah tekanan yang meningkat, Milley tidak bisa memberi komitmennya.
Baca Juga: Resmi, AS Lanjutkan Penarikan Pasukan dari Afghanistan
“Pertanyaan Anda: Tentara Afghanistan, apakah mereka tetap bersama dan tetap menjadi kekuatan tempur yang kohesif atau apakah mereka berantakan? Saya pikir ada berbagai skenario di sini, berbagai hasil, berbagai kemungkinan," kata Milley.
"Di satu sisi, Anda mendapatkan hasil yang sangat dramatis dan mungkin buruk. Di sisi lain, Anda mendapatkan militer yang tetap utuh dan pemerintah yang tetap utuh.”
“Manakah dari opsi ini yang diperoleh dan menjadi kenyataan di penghujung hari? Terus terang kami belum tahu. Kami harus menunggu dan melihat bagaimana hal-hal berkembang selama musim panas. "
Dia mengatakan "setidaknya masih ada kemungkinan" penyelesaian politik yang dinegosiasikan antara pemerintah di Kabul dan Taliban. Ini, katanya, akan menghindari "perang saudara besar-besaran" yang dikhawatirkan bisa terjadi.
Dalam waktu sekitar dua bulan setelah invasi pimpinan AS pada Oktober 2001, penguasa Taliban di negara itu disingkirkan dari kekuasaan dan dikalahkan secara militer.
Tetapi dalam beberapa tahun, mereka telah berkumpul kembali, mempersenjatai diri kembali dan menegaskan kembali eksistensi mereka, serta mengambil keuntungan dari perlindungan di negara tetangga Pakistan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Taliban mencapai kebuntuan di medan perang dengan pasukan pemerintah Afghanistan yang didukung AS.
Baca Juga: Jerman akan Tarik Mundur Seluruh Tentaranya dari Afghanistan Awal Juli
Milley mencatat militer Afghanistan beroperasi dalam beberapa tahun terakhir dengan sedikit ketergantungan pada AS dan penasihat koalisi, dengan pengecualian utama adalah komando operasi khusus dan kementerian pertahanan.
“Tetapi sebagian besar, tidak ada penasihat di luar sana,” katanya dalam salah satu dari beberapa wawancaranya sejak Presiden Joe Biden mengumumkan 14 April bahwa semua personel militer AS akan mundur musim panas ini.
Milley mengatakan total 2.500 tentara yang biasa dikutip dapat meningkat menjadi 3.300 jika pasukan operasi khusus dihitung kedalam pasukan yang ditarik, "Kami menurunkannya menjadi nol," katanya.
Setelah penarikan selesai, Amerika Serikat akan memberikan "kemampuan" yang tidak ditentukan kepada militer Afghanistan dari lokasi lain, kata Milley.
Dia tidak merinci hal ini, tetapi para pejabat lain mengatakan bahwa pengaturan "over-the-horizon" untuk mendukung militer Afghanistan belum bisa dipastikan.
Milley mengatakan kemungkinan penarikan akan selesai sebelum tanggal target 11 September yang diumumkan oleh Gedung Putih.
Dia mengatakan tanggal itu mencerminkan perkiraan jumlah waktu maksimum yang dibutuhkan untuk memindahkan semua pasukan AS dan koalisi, serta sejumlah besar peralatan, ke luar negeri.
“Saya tidak ingin mencantumkan tanggal pasti tentang itu,” katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.