NEW DELHI, KOMPAS.TV - India melewati tonggak sejarah yang suram pada hari Rabu, (28/04/2021) karena korban meninggal akibat Covid-19 di negara itu menembus angka 200.000 orang.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu, (28/04/2021), gelombang kedua Covid-19 di negara itu mengoyak kota-kota padat penduduk dan daerah pedesaan serta menghantam sistem perawatan kesehatan hingga di ambang kehancuran.
Kementerian kesehatan melaporkan rekor 3.293 kematian dalam satu hari akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir, menjadikan total kematian di India menjadi 201.187. Saat ini negara terpadat kedua di dunia itu mengalami babak pandemi paling gelap.
India melaporkan 362.757 infeksi baru di hari Selasa, (27/04/2021), merupakan rekor dunia baru yang membuat jumlah total keseluruhan menjadi 17,9 juta penderita.
Puncak tertinggi sebelumnya di angka 350.000 penularan, terjadi pada hari Senin, (26/04/2021) dan menjadi rekor lima hari berturut-turut peningkatan terbesar dalam satu hari di negara mana pun selama pandemi.
Baca Juga: WHO: Varian Virus India Terdeteksi Setidaknya di 17 Negara
India, negara berpenduduk hampir 1,4 miliar orang, adalah negara keempat yang melampaui 200.000 kematian, di belakang Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko.
Seperti di banyak negara, para ahli percaya infeksi dan kematian akibat Covid-19 sebenarnya jauh lebih tinggi.
Kematian COVID-19 pertama yang diketahui di India terjadi pada 12 Maret 2020, di negara bagian Karnataka selatan da membutuhkan waktu lima bulan untuk mencapai jumlah 50.000 orang pertama yang meninggal.
Korban meninggal lalu mencapai 100.000 kematian hanya dalam dua bulan setelahnya pada Oktober 2020 dan mencapai 150.000 tiga bulan kemudian pada Januari tahun ini.
Kematian melambat hingga pertengahan Maret, lalu meningkat sangat tajam bulan April. Selama seminggu terakhir, lebih dari 2.000 orang India tewas setiap hari.
Baca Juga: India Catat 323.144 Kasus Covid-19 Dalam 24 Jam Terakhir, Bantuan Asing Mulai Tiba
India mengira telah melewati kondisi terburuk pandemi Covid-19 tahun lalu, tetapi virus itu sekarang menyebar melalui populasi sehingga menyebabkan sistem kesehatan negara itu mulai kewalahan dan terancam runtuh.
Rawat inap dan kematian telah mencapai rekor tertinggi, membuat kewalahan petugas kesehatan di seluruh negeri.
Pasien tercekik karena persediaan oksigen rumah sakit habis sementara anggota keluarga yang putus asa mengirim pesan SOS di media sosial, berharap seseorang akan membantu mereka menemukan tabung oksigen, tempat tidur rumah sakit yang kosong, dan obat-obatan penting untuk orang yang mereka cintai.
Krematorium telah tumpah ke tempat parkir, menerangi langit malam di beberapa kota.
Dengan sistem perawatan kesehatannya yang tenggelam dengan cepat, India sekarang meminta bantuan negara-negara lain untuk menarik India keluar dari rekor lonjakan yang melesat di satu negara bagian dan ke negara bagian lain di India.
Banyak negara telah menawarkan bantuan, termasuk Amerika Serikat, yang berjanji membantu peralatan pelindung diri, pasokan tes Covid-19, dan pasokan oksigen.
Baca Juga: Dirjen WHO: Situasi Gelombang Kedua Covid-19 di India Luar Biasa Memilukan
Amerika Serikat juga berjanji mengirimkan bahan mentah untuk produksi vaksin, memperkuat kapasitas India untuk memproduksi lebih banyak dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Pakar kesehatan mengatakan perayaan besar festival Hindu dan rapat umum di kampanye pemilihan besar-besaran di beberapa negara bagian mempercepat lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mereka juga mengatakan pesan campur aduk pemerintah kepada rakyatnya dan deklarasi kemenangan yang terlalu dini atas Covid-19 mendorong orang-orang untuk rileks saat mereka seharusnya terus mematuhi secara ketat aturan menjaga jarak, mengenakan masker, dan menghindari kerumunan besar.
Ibukota negara New Delhi ditutup, begitu pula negara bagian Maharashtra dan Karnataka.
Baca Juga: Waspada! Mutasi Virus Corona Seperti di India Ada di Indonesia, Sudah 10 Orang Terpapar
Beberapa negara bagian lain juga telah memberlakukan pembatasan dalam upaya untuk mengekang penyebaran virus.
India juga meminta angkatan bersenjatanya untuk membantu memerangi krisis yang menghancurkan itu.
Kepala Staf Pertahanan India, Jenderal Bipin Rawat, mengatakan Senin malam pasokan oksigen akan dikeluarkan dari cadangan angkatan bersenjata dan pensiunan personel medisnya akan bergabung dengan fasilitas kesehatan untuk mengurangi tekanan pada para dokter sipil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.