Baca Juga: Pertama di Bangladesh, Seorang Transgender Dipekerjakan Stasiun TV Sebagai Presenter Berita
Pekan lalu, Caitlyn Jenner – seorang pahlawan Olimpiade, tokoh televisi dan aktivis HAM transgender – bergabung dalam daftar kandidat calon gubernur yang hendak melengserkan Gubernur California Gavin Newsom dari jabatannya.
Pada 2018 lalu, seorang wasit sepak bola Inggris juga mengumumkan diri sebagai seorang transgender. Lucy Clark (49), yang sebelumnya dikenal sebagai Nick, menyatakan, ia berharap dirinya dapat menjadi “sosok pengubah permainan”.
“Hidup tak selalu indah,” kata Clark dalam wawancara via telepon dari kediamannya di London, Inggris. Baru-baru ini, Clark mengoreksi seseorang yang salah mengidentifikasi jenis kelaminnya selama pertandingan, yang tidak berjalan mulus.
“Namun, ini adalah pengalaman positif, karena sebagian besar orang menerima perubahan dan fokus pada sepak bola,” ujarnya.
“Bilang pada Sapir dari saya, mereka akan menerima transformasi dirinya,” ujar Clark. “Saat Sapir melihat namanya dalam program, dan saat Sapir keluar ke lapangan dan komentator mengumumkan bahwa wasit lelaki hari ini adalah Sapir, dia akan melakukannya dengan brilian.”
Namun, beredar kabar meresahkan dan tidak meyakinkan di dunia bagi kaum transgender, terutama di bidang hukum.
Di Amerika Serikat (AS), lima negara bagian telah mengesahkan undang-undang atau memberlakukan kebijakan lain yang membatasi kemampuan remaja transgender untuk berolah raga atau menerima perawatan medis tertentu. Ada protes keras dari para pendukung hak transgender, namun dampak nyatanya hanya sedikit di negara-negara bagian itu.
Baca Juga: Sempat Dilarang Donald Trump, Transgender Diperbolehkan Joe Biden Gabung Militer
Israel secara umum terbilang progresif dalam hak-hak LGBTQ, namun sejumlah pertandingan sepak bola dimainkan di lingkungan konservatif. Pertandingan pada Minggu mendatang yang akan dipimpin oleh Berman dijadwalkan berlangsung di Stadion Sammy Ofer di Haifa, salah satu kawasan paling toleran di Israel.
Sejauh ini, kata Berman, tidak ada masalah dengan para penggemar. Ini, kata Eran Globus, seorang penasehat kebijakan Israel, lantaran masyarakat Israel menerima secara sosial kaum transgender. Kurangnya cemoohan juga berkat dukungan awal dan tegas dari IFA dan institusi sepak bola Israel lainnya.
Baca Juga: Transgender di Panama Kini Boleh Ikut Kompetisi Miss Panama
“Ini merupakan langkah pencegahan sebagai sinyal penerimaan,” kata Globus yang pula mantan ketua Rumah Terbuka Yerusalem Untuk Kebanggaan dan Toleransi. “Tak pernah ada sebelumnya pemain sepak bola yang menyatakan diri sebagai gay. Saya pikir, Sapir akan menjadi pemandu di wilayah batas itu."
Terlepas dari citranya sebagai negara yang masih berjuang dengan gesekan antar agama, Israel merupakan salah satu negara paling progresif dalam bidang hak LGBTQ. Kaum gay dan transgender dapat mengabdi secara terbuka dalam militer Israel.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.