“Kami mendorong Anda untuk menindaklanjuti komitmen Anda, dan mengungkapkan kebenaran,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu memastikan hubungan kedua negara akan memanas jika Biden mengakui genosida rakyat Armenia.
Baca Juga: Majelis Rendah Parlemen Inggris Umumkan Genosida Terjadi Pada Muslim Uighur di China
Cavusoglu mengatakan AS perlu untuk menghormati hukum internasional.
“Pernyataan yang tak memiliki ikatan hukum tak akan bermanfaat, tetapi akan merusak hubungan,” ujarnya.
“Jika Amerika Serikat ingin memperburuk hubungan, keputusan ada di tangan mereka,” tambahnya.
Baca Juga: Biden: Semoga Putusan Kasus Pembunuhan George Floyd Adalah Keputusan Yang Tepat
Genosida Armenia disebut merupakan pembunuhan massa sistematik dan pembersihan etnis Armenia yang diperkirakan berjumlah satu juta orang oleh Kesultanan Ottoman pada Perang Dunia I, yang terjadi antara 1915 hingga 1917.
Paramiliter Ottoman melakukan kekerasan saat menginvasi wilayah Rusia dan Persia.
Genosida terjadi setelah kekalahan Ottoman pada Peperangan Sarikamish, yang diyakini karena pengkhianatan Armenia.
Namun sumber dari Asosiasi Mahasiswa Turki di Universitas Stanford di situs web.stanford.edu, menyebutkan kekerasan pada PD I itu terjadi saat Armenia membentuk milisi untuk membantu pasukan Rusia masuk ke Anatolia.
Kala pasukan Ottoman pada 15 April 1915, menarik pasukannya dari timur dan Armenia, mereka merelokasi warga Armenia.
Saat relokasi inilah warga Armenia mengalami penderitaan kala diangkut ke provinsi kekaisaran Suriah. Disebut mereka banyak diserang oleh kelompok lokal, geng sampai menderita kelaparan dan terkena epidemi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.