Keluarga Kanatbekova mengatakan mereka mengenal penculiknya, dan sempat memintanya untuk tak menggaggu Kanatbekova.
Akibat tradisi yang menyebabkan kematian itu, 500 orang berdemonstrasi di depan Gedung Kementerian Dalam Negeri, Kamis (8/4/2021).
Baca Juga: Terjadi Lagi Penembakan di South Carolina Amerika Serikat, 5 Orang Tewas, Pelaku Mantan Pemain NFL
Mereka meminta menteri untuk mundur, sembari meneriakkan kata “Malu”.
“Sangat sulit untuk diam saja dan melihat kekerasan yang harus ditanggung perempuan, yang tak memiliki hak apapun,” ujar jurnalis setempat, Mahinur Niyazova kepada AFP.
Peredana Menteri Kyrgyzstan, Ulugbek Sharipov meminta para pengunjuk rasa untuk tenang ketika polisi melakukan investigasi.
Baca Juga: Seorang Lelaki Diputuskan Bebas Setelah 44 Tahun Dipenjara, di Carolina Utara, Amerika Serikat
Tetapi beberapa dari para demonstran juga memintanya untuk dipecat.
Penculikan pernikahan merupakan tradisi yang hingga saat ini masih terjadi di Kyrgyzstan.
Banyak yang percaya tradisi itu telah ada sejak masa lampau, tetapi beberapa peneliti menegaskan tradisi itu baru terjadi di negara-negara Asia Tengah beberapa dekade lalu.
Baca Juga: Dipaksa Mantan Pacarnya Olahraga Tanpa Busana, Perempuan Ini Lapor Polisi
Tradisi itu dianggap melanggar hukum sejak 2013, namun dakwaan terhadapnya sangat jarang dan perempuan jarang mau melakukan pelaporan karena takut akan tindakan pembalasan.
Hal itu ditimbulkan karena banyak pria muda di negara tersebut kerap ditekan untuk menikah oleh keluarga dan kerabatnya.
Bagi banyak orang, khususnya keluarga miskin, penculikan pernikahan adalah cara tercepat dan termurah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.