PRAHA, KOMPAS.TV – Perdana Menteri Ceko Andrej Babis memecat Menteri Kesehatan Jan Blatny pada Rabu (7/4/2021).
Pemecatan Blatny merupakan pemecatan menteri kesehatan ketiga selama pandemi di salah satu negara terdampak terparah di Eropa itu.
Melansir The Associated Press, Blatny digantikan oleh Petr Arenberger, Direktur Rumah Sakit Universitas Praha Vinohrady, yang dilantik oleh Presiden Milos Zeman.
Langkah ini membuka peluang digunakannya vaksin Rusia dan China, yang belum disetujui oleh regulator obat-obatan Uni Eropa.
Baca Juga: Anjing Ternyata Dapat Mendeteksi Virus Corona, Penelitiannya Dilakukan di Republik Ceko
Babis berulang kali mengkritik Blatny seputar penanganannya atas pandemi, termasuk pemberlakuan persyaratan ketat terhadap penggunaan obat-obatan eksperimental untuk menangani para pasien Covid-19.
Blatny juga mendapat kecaman dari Zeman, sekutu Babis yang dikenal memiliki pandangan pro-Rusia dan pro-China.
Bulan lalu, Zeman meminta perdana menteri untuk mangganti Blatny karena telah menolak penggunaan vaksin besutan Rusia, Sputnik V lantaran belum disetujui oleh Badan Obat-obatan Eropa (EMA).
Baca Juga: Regulator Obat-Obatan Uni Eropa Mulai Kaji Vaksin Sputnik V Rusia
Zeman mengatakan, dirinya melakukan pendekatan terhadap koleganya di Rusia, China dan Israel untuk meminta bantuan vaksin dan menerima respon positif dari ketiganya.
Israel mendonasikan 5.000 dosis vaksin Moderna ke Republik Ceko pada Februari lalu.
“Sayangnya, pendahulumu telah memblokir proses itu,” ujar Zeman pada Arenberger dalam upacara pelantikannya, menyalahkan Blatny atas mereka yang tewas akibat Covid-19.
Baca Juga: Uni Eropa Akan Gunakan Sistem Paspor Kesehatan Untuk Fasilitasi Perjalanan Aman di Eropa
Blatny menepis kritikan semacam itu. Ia bersikeras mengijinkan hanya vaksin yang sudah disetujui untuk meyakinkan rakyat bahwa “Vaksin yang diberikan aman, teruji dan manjur, dan itu sama dengan obat melawan Covid.”
“Keputusan-keputusan saya selalu berdasarkan data dan analisa ilmiah,” tegas Blatny.
Babis sebelumnya menyebut bahwa Sputnik V kemungkinan bisa menjadi vaksin alternatif lantaran lambatnya proses persetujuan vaksin dari Uni Eropa.
Blatny mulai menjabat sebagai menteri kesehatan pada 29 Oktober lalu menggantikan ahli epidemiologi Roman Prymula.
Prymula dipecat lantaran tertangkap kamera wartawan tengah mengunjungi sebuah restoran yang seharusnya tutup sebagai bagian dari pembatasan ketat yang diberlakukan di Ceko.
Baca Juga: Di Tengah Kontoversi, Hungaria Jadi Negara Uni Eropa Pertama yang Menggunakan Vaksin Buatan China
Blatny yang spesialis hematologi pediatrik, menjabat sebagai wakil direktur Rumah Sakit Universitas di Brno, kota terbesar kedua di Ceko sebelum ia menjadi menteri kesehatan.
Prymula menggantikan pendahulunya, Adam Vojtech, pada 21 September agar dapat melakukan pendekatan berbeda terhadap pandemi di tengah melonjaknya kasus penularan Covid-19.
Pemecatan menteri kesehatan Ceko terbaru ini terjadi di tengah menurunnya kasus penularan Covid-19 di Republik Ceko, dengan jumlah 5.522 kasus harian pada Selasa (6/4/2021).
Angka ini merupakan jumlah terendah sejak 14 Desember tahun lalu.
Negara berpenduduk 10,7 juta jiwa itu dilaporkan mengonfirmasi 1,65 juta kasus Covid-19 dengan 27.329 angka kematian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.