Baca Juga: Dulu Dibantai, Kini Muslim Rohingya Diminta Sekutu Aung San Suu Kyi Bersatu Hadapi Junta Militer
Selama ini, gadis Rohingya itu dirawat oleh organisasi nirlaba Nivedita Nari Sangshta.
Diba Roy, pendiri Nivedita Nari Sangshta menyoroti fakta bahwa gadis itu tak lagi memiliki keluarga yang tinggal di Myanmar. Menurutnya, otoritas India telah mengetahui hal itu.
Ia menerima instruksi dari pemerintah federal India agar menyerahkan gadis itu ke polisi setempat minggu ini.
"Meski begitu dia tetap dikirim ke Myanmar. Kami hanya mematuhi perintah," kata Roy.
Pemerintah India belum memberi komentar soal hal ini. Sementara, UNHCR menentang deportasi tersebut.
“Situasi di Myanmar belum kondusif untuk pemulangan sukarela dengan cara yang aman, terjamin dan berkelanjutan. Mengembalikan anak itu ke Myanmar dapat menempatkannya pada risiko bahaya serius,” kata juru bicara UNHCR.
Polisi di wilayah utara India, Jammu dan Kashmir bulan lalu menahan lebih dari 160 pengungsi Rohingya. India telah mulai mendeportasi para pengungsi Rohingnya ke Myanmar.
Baca Juga: Kebakaran Hebat Hanguskan Kamp Pengungsi Rohingya, Amnesty International: Terlalu Kebetulan
India bukan penandatangan Konvensi Pengungsi PBB. Mereka juga membantah telah melanggar aturan larangan pengembalian pengungsi ke tempat asal yang berbahaya.
Pengungsi Rohingya di Bangladesh juga menghadapi kesulitan serupa. Kamp pengungsian terbesar di Cox’s Bazar terbakar hebat beberapa waktu lalu hingga memaksa para pengungsi pergi.
Sementara, pemerintah Bangladesh hendak merelokasi para pengungsi ke sebuah pulau yang rentan mengalami badai dan banjir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.