Ia juga menyebut angin kencang "bukan satu-satunya penyebab" yang mengandaskan Ever Given.
Rabie berharap pengerukan dapat membebaskan kapal tanpa harus mengeluarkan muatannya, tetapi menambahkan bahwa "kami berada dalam situasi yang sulit, ini adalah insiden yang buruk."
Bernhard Schulte Shipmanagement berpendapat, "investigasi awal mereka mengesampingkan kegagalan mekanis atau mesin sebagai penyebab grounding".
Namun, setidaknya satu laporan awal menunjukkan "pemadaman listrik" melanda kapal raksasa yang membawa sekitar 20.000 kontainer pada saat kejadian.
Shoei Kisen Kaisha Ltd., perusahaan yang memiliki kapal Ever Given tersebut mengaku sedang mempertimbangkan untuk memindahkan kontainer jika upaya refloating lainnya gagal.
Baca Juga: Ever Given Masih Nyangkut di Terusan Suez, Lalu Lintas Maritim Macet, Banyak Kapal Putar Haluan
Siasat Perusahaan Pengiriman
Penutupan jalur air penting yang berkepanjangan akan menyebabkan penundaan dalam rantai pengiriman global. Sekitar 19.000 kapal melewati kanal tahun lalu, menurut angka resmi. Sekitar 10% perdagangan dunia mengalir melalui kanal Terusan Suez.
Nilai ekonomi dan perdagangan yang melewati Terusan Suez adalah lebih dari 9 miliar dolar per hari.
Penutupan tersebut dapat memengaruhi pengiriman minyak dan gas ke Eropa dari Timur Tengah. Suriah sudah mulai menjatah BBM di tengah kekhawatiran penundaan suplai BBM mereka akibat peristiwa ini.
Baca Juga: Kapal Kargo Ever Given Masih Nyangkut di Terusan Suez, Ini Detail Upaya Pembebasannya
Perusahaan pelayaran terbesar di dunia, A.P. Moller-Maersk dari Denmark, memperingatkan pelanggannya bahwa dibutuhkan tiga hingga enam hari untuk menyelesaikan tumpukan kapal di kanal. Saat ini, perusahaan dan mitranya memiliki 22 kapal yang menunggu di sana.
"Jumlah kapal Maersk dan kapal mitra yang saat ini dialihkan adalah 14 kapal dan diperkirakan akan meningkat karena kami mengukur upaya penyelamatan bersama dengan kapasitas jaringan dan bahan bakar di kapal kami yang saat ini sedang dalam perjalanan ke Suez," kata perusahaan tersebut.
Mediterranean Shipping Co., terbesar kedua di dunia, mengatakan telah mengubah rute setidaknya 11 kapal untuk melewati Cape of Good Hope Afrika untuk menghindari kanal.
Ia mengubah rute dua kapal lainnya dan mengatakan pihaknya mengharapkan "beberapa pelayaran yang terlewat sebagai akibat dari insiden ini."
"MSC melihat insiden ini memiliki dampak yang sangat signifikan pada pergerakan barang peti kemas dan mengganggu rantai pasokan, menambah runyam tantangan yang ada akibat pandemi COVID-19," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.