LONDON, KOMPAS.TV - Bank Dunia tahun ini akan menjual sebuah obligasi yang dirancang untuk mengumpulkan dana pelestarian badak hitam (Diceros bicornis) yang sangat terancam punah di Afrika Selatan, seperti dilansir Bloomberg, Rabu, (24/03/2021)
Obligasi tersebut akan berlaku lima tahun dengan nilai 670 juta rand atau setara 646 miliar rupiah, dan akan menjadi obligasi konservasi satwa liar pertama di dunia. Bank Dunia berencana untuk mulai menjualnya pada pertengahan tahun ini.
Pengembalian investasi bagi investor akan ditentukan oleh tingkat pertumbuhan populasi badak hitam di dua cagar Afrika Selatan, menurut Rhino Impact Investment Project, sebuah inisiatif yang dimulai oleh Zoological Society of London.
Jika berhasil, program tersebut dapat diperluas untuk melindungi populasi badak hitam di Kenya serta spesies satwa liar lainnya seperti singa, harimau, gorila, dan orangutan, kata Rhino Impact dalam dokumen yang merinci proposal tersebut.
Baca Juga: Nepal Laksanakan Sensus Badak Cula Satu yang Terancam Punah, 300 Ahli Satwa Liar Dikerahkan
Program ini memberikan kesempatan bagi orang-orang yang tertarik pada konservasi untuk mendapatkan pengembalian atas dukungan dan kontribusi mereka, dimana pengelola dana obligasi itu bisa menginvestasikan kembali dana yang terkumpul untuk proyek-proyek baru.
Hal ini akan berbeda dibanding metode lama yang lebih tradisional dimana proyek-proyek konservasi didanai oleh para dermawan atau pemerintah.
"Mekanisme pembiayaan obligasi konservasi satwa liar yang inovatif ini berencana untuk menggunakan obligasi dengan peringkat AAA dari Bank Dunia, serta Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan," kata pengumuman tersebut.
Credit Suisse Group akan menjadi penasihat proyek tersebut.
Bank Dunia pada saat yang sama juga akan menjual obligasi konservasi senilai 100 juta dollar AS, tanpa menyebutkan secara spesifik akan digunakan untuk apa.
Baca Juga: Tokoh Konservasi Badak Indonesia, Widodo S. Ramono, Meninggal Dunia
Di bawah ketentuan obligasi badak, investor akan mengabaikan kupon tahunan dan sebagai gantinya akan menerima modal asli mereka dan pembayaran tambahan tergantung pada seberapa banyak populasi badak tumbuh selama lima tahun.
Pokok obligasi dan kemungkinan pembayaran pada saat jatuh tempo akan dibayar oleh Global Environment Facility, yang telah menerima donasi dari lebih dari 40 negara dan dibentuk menjelang Rio Earth Summit pada tahun 1992.
Dari 29.000 badak yang terdiri dari lima spesies secara global, sekitar 80 persen berada di Afrika Selatan dan hampir semuanya adalah badak putih.
Jumlah badak hitam telah turun menjadi sekitar 5.500 dari 65.000 pada tahun 1970.
Hewan tersebut ditemukan di empat negara Afrika, termasuk Afrika Selatan, dan beratnya bisa mencapai 1.400 kg - jauh lebih kecil daripada badak putih.
Badak paling terancam punah di dunia saat ini adalah Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang tersisa kurang dari 80 ekor di dunia dan Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) yang juga tersisa kurang dari 80 ekor di dunia.
Baca Juga: Seekor Badak Hitam Afrika Lahir di Kebun Binatang Taronga, Australia
Meningkatnya populasi
Badak berada di bawah ancaman perburuan, terutama karena permintaan di Vietnam dan China akan bubuk dari cula badak yang diyakini dapat menyembuhkan kanker dan meningkatkan kejantanan lelaki.
Chief Sustainability Officer Credit Suisse Marisa Drew mengatakan, "Ketika mengerjakan struktur inovatif seperti ini, kami memulai dari yang kecil dan berharap untuk belajar dari yang pertama dan kemudian berhasil menjadi lebih besar dengan ambisi untuk pada akhirnya mengukur apa yang berhasil."
Dua lokasi yang dipilih di Afrika Selatan adalah Taman Nasional Gajah Addo dan Cagar Alam Great Fish River.
Addo adalah cagar alam 1.640 km persegi di provinsi Eastern Cape sementara Great Fish adalah taman seluas 450 km persegi di provinsi yang sama. Keduanya dikelola negara.
Manajer taman Addo Nick de Goede mengatakan dalam sebuah wawancara, "Itu tidak bisa datang pada waktu yang lebih baik, kami harus menjaga badak, yang sangat terancam punah ... Seluruh gagasan adalah melihat badak sebagai pilot dan kemudian dapat diluncurkan untuk spesies apa pun."
Baca Juga: Cegah Kepunahan, Kenya Sukses Upayakan Dua Embrio Badak Putih Utara Yang Hampir Punah
Terancam punah
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan populasi sebesar 4 persen per tahun, katanya, menolak menyebutkan berapa banyak badak di Addo karena informasi tersebut dapat digunakan oleh para pemburu.
Tiga lokasi di Kenya - Lewa Borana Conservancy, Ol Pejeta Conservancy dan Taman Nasional Tsavo West - dapat dipilih berikutnya untuk penjualan obligasi, kata Rhino Impact.
Meskipun keamanan badak adalah yang paling utama, apa yang disebut dengan Obligasi untuk Keberkelanjutan telah digunakan untuk mendanai berbagai upaya - mulai dari proyek kelautan dan perikanan di Seychelles hingga pendidikan anak perempuan di pedesaan India.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.