NAYPIYDAW, KOMPAS.TV – Kekerasan yang dilakukan junta militer setelah melakukan kudeta masih berlanjut dengan korban terbaru gadis berusia 7 tahun yang ditembak mati oleh aparat keamanan di Myanmar.
Gadis tersebut juga menjadi korban termuda yang tewas di tangan aparat. Melansir dari Kompas.com pada Rabu (24/3/2021), anggota keluarga mengatakan bahwa anak itu dibunuh saat berada di rumahnya di kota Mandalay.
Diketahui anak berusia 7 tahun itu bernama Khin Myo Chit. Media lokal Myanmar Now melaporkan, sang anak tertembak di peluru aparat saat para tentara menargetkan ayahnya.
Nahas, justru gadis yang sedang duduk dipangkuan ayahnya itu yang malah terkena tembakan. Padahal, sang ayah dan anak saat itu sedang berada di dalam rumah.
Pekerja bantuan mengatakan, tim penyelamat bergegas memberikan pertolongan medis, sayangnya nyawa bocah tersebut tidak dapat diselamatkan.
Baca Juga: Uni Eropa Jatuhkan Sanksi Keras Pada 11 Pejabat Myanmar yang Lakukan Kudeta
Keluarga juga mengatakan, kakak laki-laki dari gadis malang itu yang berusia 19 tahun juga ditangkap oleh pasukan junta militer.
Pihak militer Myanmar sendiri hingga saat ini belum memberikan komentar terkait laporan itu.
Kelompok HAM, Save the Children mengatakan, peristiwa meninggalnya gadis 7 tahun itu “mengerikan”.
Sebelumyna, juga terjadi peristiwa penembakan di Mandalay yang menyebabkan seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun dilaporkan tewas.
"Kematian anak-anak ini sangat memprihatinkan mengingat bahwa mereka dilaporkan dibunuh ketika berada di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya," ujar kelompok tersebut.
"Fakta bahwa sangat banyak anak-anak yang telah dibunuh hampir setiap harinya sekarang, menunjukkan pasukan keamanan sama sekali tidak peduli terhadap kehidupan manusia," terangnya.
Baca Juga: Empat Tentara Ditemukan Tewas, Desa di Myanmar Diserbu Pasukan Junta Militer
Save the Children mengatakan, lebih dari 20 anak telah menjadi korban di antara puluhan orang yang dibunuh oleh junta militer Myanmar.
Hingga kini, pihak militer mengatakan total telah ada 164 orang tewas dalam protes anti kudeta di Myanmar.
Namun, kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP) mengeklaim korban tewas sedikitnya 261.
Pada Selasa (23/3/2021), militer menyatakan kesedihan atas kematian para pengunjuk rasa, tetapi juga menyalahkan mereka karena dianggap membawa kisruh ke negara itu.
Seorang juru bicara militer juga mengatakan, demonstran anti kudeta bertanggung jawab atas tindakan kekerasan dan pembakaran yang terjadi di Myanmar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.