Awalnya banyak yang mendua bahwa kejadian ini terkait dengan perploncoan di politeknik tersebut. Namun, politeknik membantah dan kejadian tersebut bukan saar periode orientasi kampus.
Politeknik meyakini tidak ada angkatan baru dalam kejadian itu dan akan memberi hukuman keras kepada pelajar-pelajar itu jika terbukti melanggar peraturan.
Meski begitu, tidak diketahui pasti kapankah peristiwa ini terjadi. Namun, diperkirakan tidak dalam waktu lama karena para pelajar yang terlibat dalam video itu menggunakan masker di bawah dagu mereka.
Baca Juga: Berlindung di Bawah Pohon saat Badai, 4 Tukang Kebun Tersambar Petir
Adapun warga Singapura diwajibkan memakai masker sejak April 2020 untuk menghadapi penyebaran pandemi Covid-19.
Kepolisian Singapura dalam pernyataannya menyampaikan sedang menginvestigasi kasus voyeurisme ini.
Dampak video yang semakin hari semakin membesar membuat salah satu pelajar yang dikencingi angkat suara melalui story di Instagram.
Dia membantah bahwa dia dirundung dalam insiden pengencingan tersebut. Pelajar ini melanjutkan, pengencingan ini merupakan adegan yang disetujui oleh yang mengencingi dan dikencingi.
Dia juga mengaku tidak tahu siapa pertama kali yang mengunggah cideo tersebut. Dia kemudian meminta agar warga berhenti menyebarkan video itu agar kegemparan tidak semakin menjadi-jadi.
Terakhir, dia meminta netizen tidak perlu heboh secara berlebihan dan tak perlu khawatir dirinya menjadi korban perundungan karena sebenarnya adegan itu dilakukan hanya untuk kesenangan.
“Tidak benar itu bully, saya tidak masalah dikencingi, itu hanya untuk kesenangan.”
Baca Juga: Seorang Anak TK Ditemukan Tewas Setelah Terkunci Selama 4 Jam di Dalam Mobil Sang Guru
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.