Gunung api Fagradals telah tertidur selama 6.000 tahun, dan Semenanjung Reykjanes tidak pernah mengalami letusan gunung api dalam kurun waktu selama 781 tahun terakhir.
Wilayah tersebut diguncang aktivitas seismik yang terus meningkat pada 15 bulan lalu, dan frekuensi gempa meningkat drastis pada bulan lalu.
Selama 3 minggu belakangan, kawasan tersebut diguncang oleh sekitar 50.000 gempa bumi kecil, lusinan di antaranya memiliki magnitudo 4 atau lebih kuat.
Namun, letusan Gunung Fagradals tetap mengejutkan para ahli gunung api lantaran aktivitas seismik gunung ini telah mereda sebelum erupsi terjadi.
Islandia yang terletak di atas titik panas gunung api di Atlantik Utara, rata-rata mengalami satu erupsi setiap 4 – 5 tahun sekali.
Erupsi terakhir terjadi di Holuhraun pada tahun 2014, saat erupsi meluapkan lava seluas 59,1 kilometer persegi di kawasan dataran tinggi tersebut.
Baca Juga: Sawit RI Kini Bebas Bea Masuk Ke Swiss, Norwegia, dan Islandia
Sejumlah ilmuwan yang terbang untuk mengamati erupsi di Lembah Geldinga lewat udara pada Sabtu pagi memperkirakan retakan erupsi memiliki panjang sekitar 500 meter.
Kedua aliran lava terjadi sekitar 2,5 kilometer dari jalan raya terdekat.
Rumah kediaman Solny Palsdottir yang terletak 4 kilometer dari kota pesisir Grindavik, disinyalir sebagai rumah terdekat dari lokasi erupsi.
Palsdottir dan suaminya tengah menonton siaran televisi pada Jumat malam saat putra remaja mereka menunjuk cahaya terang kemerahan di kejauhan.
“Hari ini, saya melihat uap awan putih-biru datang dari pegunungan,” ujar Palsdottir.
“Bukan sesuatu yang saya harapkan ada di halaman belakang rumah saya. Saya lega gempa buminya sudah berakhir,” pungkasnya seraya bersyukur.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.