Baca Juga: Pengedar Narkoba Mengaku Pernah Menyuap Presiden Honduras Sebesar Rp 3,5 Miliar
Bobokulova ketika itu mengatakan dirinya ingin membalas dendam pada Presiden Rusia, Vladimir Putin karena membom Suriah.
Setelah pembunuhan tersebut, orang tua Nastya membantah putusan pengadilan bahwa pengasuh, yang sudah tinggal bersama keluarga itu selama beberapa tahun, sakit.
Baca Juga: Sebuah Gunung Emas Ditemukan di Kongo, Video Viral Ini Jadi Bukti
Mereka meminta agar dia diberikan persidangan yang layak. Mereka bahkan didukung oleh pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Pria yang tengah dipenjara oleh Pemerintah Rusia tersebut mempertanyakan apakah hasil diagnosis psikiater berlatarbelakang politis.
Sementara itu ibu Nastya, Ekaterina Mescheryakova mengungkapkan apa yang dirasakannya dengan rencana pembebasab Bobokulova.
Baca Juga: Bisnisnya Dinilai Tak Sesuai Partai Komunis China, Alibaba Kena Denda Rp 14 T
“Keluarga saya tak merasa aman jika di masa depan Bobokulova menemukan saya dan anak saya yang lain,” tuturnya.
“Saat dilakukan pemeriksaan, dia mengaku memiliki keinginan mebunuh seluruh keluarga kami,” tambah Ekaterina.
Meski pengadilan mengatakan Bobokulova mengalami schizophrenia, Ekaterina mengungkapkan dia selalu waras dan ceria, sebelum terpengaruh ideologi ekstrim di internet.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.