Kemudian pada Juli 2020, China mengirim misi nirawak pertamanya ke Mars, Tianwen-1, yang berhasil memasuki orbit planet merah itu pada Februari 2021.
Pada Desember 2020, misi nirawak Chang'e sukses membawa sampel batuan-batuan bulan ke bumi.
Melansir Kompas.com dari CNN Rabu (10/3/2021), pemimpin dari badan antariksa China dan Rusia telah menandatangani kesepakatan kerja sama yang mewakili kedua negara.
"China dan Rusia akan mengerahkan segenap pengalaman dalam ilmu, riset, dan pengembangan teknologi antariksa sekaligus peralatan-peralatan yang dimiliki untuk bersama membangun stasiun riset internasional di bulan (ILRS)," kata China National Space Administration ( CNSA), dalam pernyataan resmi.
Baca Juga: Survei Menyebut Banyak Orang Rusia Percaya Virus Corona Adalah Senjata Biologi
Sedangkan pernyataan dari Roscosmos, badan antariksa Rusia mengatakan kerja sama ini ini akan membuat kedua organisasi membangung stasiun riset di bulan yang bisa diakses oleh semua negara di dunia.
Setelah terjalin kesepakata ini, kedua organisasi telah memulai pengerjaan cetak biru desain, pengembangan, dan rencana operasional stasiun riset di bulan.
Kedua organisasi juga akan melakukan kerja sama untuk melakukan survei pada permukaan bulan dengan mengirim Chang’e 7 dan Luna 27.
Analis independen program antariksa China, Chen Lan, mengatakan, proyek ini merupakan proyek yang penting bagi China dalam hal eksplorasi luar angkasa.
Baca Juga: Dunia Masih Pandemi, Ekspor China Melonjak 60%
"Ini akan menjadi kerja sama internasional terbesar China dalam hal eksplorasi luar angkasa, sehingga hasil dari proyek ini tentunya akan membawa pengaruh signifikan," kata Lan yang dilansir dari The Guardian.
Sementara itu, Roscosmos juga akan segera bersiap untuk meluncurkan Luna 25 pada 1 Oktober 2021 mendatang.
Luna 25 merupakan perangkat penjelajah bulan pertama yang diluncurkan Rusia di era modern sejak peluncuran terakhir pada tahun 1976.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.