Mosul sangat penting secara simbolis bagi ISIS dan menjadi tulang punggung birokrasi dan keuangan kelompok tersebut.
Mosul akhirnya dibebaskan pada Juli 2017 setelah pertempuran sengit selama sembilan bulan yang memakan 9.000 dan 11.000 warga sipil tewas, menurut penyelidikan AP pada saat itu. Al-Baghdadi tewas dalam serangan AS di Suriah pada 2019.
Vatikan berharap kunjungan itu akan mengumpulkan kembali komunitas Kristen di negara itu dan mendorong mereka untuk tetap tinggal meskipun terjadi perang dan ketidakstabilan selama beberapa dekade.
Baca Juga: Pemimpin Syiah Irak Usai Bertemu Paus Fransiskus di Najaf: Otoritas Agama Penting Lindungi Minoritas
Sepanjang kunjungan, Paus Fransiskus menyampaikan pesan toleransi dan persaudaraan antaragama kepada para pemimpin Muslim, termasuk dalam pertemuan bersejarah hari Sabtu kemarin dengan ulama terkemuka Syiah Irak, Ayatollah Ali al-Sistani.
Pendeta Raed Kallo termasuk di antara sedikit yang kembali ke Mosul setelah ISIS dikalahkan. "Saya kembali tiga tahun lalu dan saudara-saudara Muslim saya menerima saya dengan keramahan dan cinta yang luar biasa setelah kota dibebaskan," katanya di atas panggung di hadapan paus.
Kallo mengatakan dia meninggalkan kota pada 10 Juni 2014 ketika ISIS menguasai kota. Dia memiliki paroki yang terdiri dari 500 keluarga Kristen yang sebagian besar mengungsi ke luar negeri dan sekarang hanya tersisa 70 keluarga. “Tapi hari ini saya tinggal di antara 2 juta Muslim yang menyebut saya Pendeta Raed mereka,” katanya.
Baca Juga: Paus Fransiskus Bertamu ke Rumah Sederhana Grand Ayatollah Ali al-Sistani, Ulama Top Syiah di Irak
Gutayba Aagha, kepala Dewan Sosial dan Budaya Independen untuk Keluarga Mosul, mendorong orang Kristen lainnya untuk kembali.
"Atas nama dewan, saya mengundang semua saudara Kristen kita untuk kembali ke kota ini, (karena ini juga) kota mereka, properti mereka, dan bisnis mereka."
Paus Fransiskus kemudian melakukan perjalanan dengan helikopter melintasi dataran Nineveh ke komunitas kecil Kristen di Qaraqosh, di mana hanya sebagian kecil keluarga yang telah kembali setelah melarikan diri dari serangan ISIS pada tahun 2014.
Paus juga mendengar kesaksian dari warga dan berdoa di Gereja Immaculate Conception, yang diyakini telah dibakar oleh ISIS dan telah direstorasi dalam beberapa tahun terakhir.
Dia mengakhiri hari dengan Misa di stadion di Irbil, di wilayah semi-otonom Kurdi utara, yang diperkirakan akan menarik sebanyak 10.000 orang.
Paus tiba di Irbil Minggu pagi, di mana dia disambut oleh anak-anak dengan pakaian tradisional dan seorang yang berpakaian seperti paus.
Pakar kesehatan masyarakat menyatakan keprihatinan bahwa pertemuan besar dapat menjadi medium penyebaran virus Corona.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.