Bahrain dan Arab Saudi memutus hubungan diplomatik mereka dengan Iran sejak 2016. Sementara, UEA masih mempertahankan hubungan diplomatik dengan Iran, meski terbatas.
Iran Air hanya mempunyai tiga unit pesawat, yang masing-masing berumur kira-kira 30 tahun. Hal ini karena Iran tak dapat membeli pesawat akibat sanksi ekonomi internasional.
Al Jazeera mencatat, penerbangan domestik Iran mengangkut para perwira angkatan udara Iran yang bersenjata. Mereka bertugas mengawal pesawat dan menggagalkan upaya penyerangan atau pembajakan.
Garda Revolusi Iran mengambil alih keamanan maskapai setelah serangkaian insiden pada dekade 1980. Saat itu, kelompok oposisi berkali-kali membajak pesawat.
Oposisi ini terbentuk karena Revolusi Islam terjadi di Iran pada 1979.
Dua percobaan pembajakan terakhir terjadi pada tahun 2000.
Baca Juga: Hotel Luar Angkasa Pertama di Dunia akan Dibuka Pada 2027, Siap Menjajal?
Pada bulan September 2000, seorang laki-laki bersenjatakan pistol palsu dan bom bensin berusaha merebut sebuah pesawat Air Fokker 100. Pembajak ini berusaha mengalihkan penerbangan ke Prancis.
Dia berusaha menyalakan api dalam pesawat. Menurut laporan Administrasi Penerbangan Federal AS, laki-laki itu akhirnya ditangkap.
Pada November 2000, kelompok bersenjata mengambil alih sebuah pesawat Yakovlev YAK-40 milik Iranian Aria Tour Airlines. Mereka menuntut pesawat mengalihkan penerbangan ke Amerika Serikat sebelum petugas pengawal udara menggagalkan upaya tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.