TEL AVIV, KOMPAS.TV - Seorang wanita yang dijuluki Ratu Senjata mengungkapkan keinginannya agar wanita dilegalkan membawa senjata berat.
Sosok ratu senjata tersebut adalah Orin Julie, yang berusia 26 tahun dan berasal dari Israel.
Julie kerap menampilkan dirinya berpose dengan koleksi senjata beratnya. Dia pun mengakui dirinya pernah dua kali diperkosa.
Baca Juga: Biden Anggap Pencabutan Aturan Wajib Masker oleh Texas dan Mississippi adalah pemikiran Neanderthal
Oleh sebab itu, dia berharap negaranya mengubah hukum dan melegalkan para perempuan Israel untuk bisa membawa senjata untuk melindungi dirinya.
Julie yang menjalankan toko aksesoris senjata berharap dengan begitu, apa yang menimpanya tak dirasakan perempuan lain.
Dia juga berharap agar pemerintah setempat mau mendengar pesan yang disampaikannya.
Baca Juga: Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 7,3 Landa Selandia Baru, Potensi Terjadi Tsunami
“Saya sudah dua kali menjadi korban pemerkosaan. Yang pertama di usia delapan tahun, saya dilecehkan secara seksual oleh pria yang lebih tua. Itu mempengarui saya, dan kehilangan kepercayaan diri serta selalu meresa takut,” tuturnya dikutip dari Daily Star.
“Saya berubah menjadi anak pendiam dengan sedikit teman, dan curiga terhadap orang dewasa. Saya tak pernah mempercayai mereka,” lanjutnya.
Dia kembali diperkosa ketika berusia 15 tahun, oleh kekasihnya yang berusia 18 tahun.
Baca Juga: Tentara Transgender Korea Selatan Ditemukan Tewas, Picu Kemarahan Publik
Dia kemudian bergabung dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada usia 17 tahun, dan selama tiga tahun menjadi tentara di unit Pencarian dan Penyelamatan.
Julie kemudian latihan menembak serta melakoni pelatihan bela diri pasukan khusus Israel, Krav Maga.
“Saya merasa perlu memiliki seseorang yang bisa melindungi saya, dan ketika bergabung dengan IDF saya menjadi orang itu. Saya jatuh cinta dengan latihan taktik, senjata dan pertahanan diri. Saya merasa kuat untuk pertama kalinya,” tutur Julie.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Situs Jejak Dinosaurus Terluas di China
“Saya menjadi pelindung dan pembela bagi diri saya sendiri, serta selalu berdiri mempertahankan diri. Saya menemukan suara saya, dan kini saya berani berbicara,” tambahnya.
Dia mengakui Pemerintah Israel memiliki aturan yang sangat ketat terkait kepemilikan senjata.
Veteran IDF memenuhi syarat untuk mendapatkan izin senjata, begitu juga dengan petugas polisi yang telah menerima pelatihan yang setara.
Baca Juga: Tolak Patuhi Perintah Dan Dikejar Militer Myanmar, 7 Polisi Myanmar Kabur Berlindung Ke India
Namun menurut Julie, proses memiliki senjata jauh lebih mudah bagi pria yang pernah bertugas sebagai tentara, ketimbang wanita.
“Bagi saya, bisa mendapatkannya karena telah mengabdi selama tiga tahun sebagai tentara dan kemudian menjadi instruktur menembak. Namun prosesnya lama dan sulit,” katanya.
Dia pun berharap hal itu bisa berubah, sehingga wanita juga mampu melindungi dirinya sendiri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.