Baca Juga: China Takut Arus Modal Asing Masuk ke Dalam Negeri saat 'Bubble' Pasar Keuangan Dunia Pecah
Mantan penasihat senior Museum Peringatan Holocaust AS, Erin Farrell Rosenberg mengatakan, program transfer pekerja Uighur ini memenuhi kriteria dua jenis kejahatan pelanggaran hak asasi manusia, yaitu pemindahan paksa dan persekusi.
China terus menyangkal seluruh kekejaman yang terjadi di Xinjiang, termasuk tuduhan penahanan sewenang-wenang terhadap sekitar 1 juta orang.
Perempuan Uighur di Xinjiang juga mengalami pemerkosaan paksa secara sistematis. Sebagian perempuan Uighur pun dipaksa menjalani operasi mandul.
Ada pula upaya pemerintah China untuk meredam atau menghancurkan tradisi serta situs budaya dan agama Uighur.
Beijing pernah menyangkal keberadaan kamp-kamp penahanan etnis Uighur. Belakangan, mereka menyebut kamp penahanan itu sebagai pusat pelatihan kejuruan untuk menangani ekstremisme agama.
Beberapa minggu terakhir, warga Uighur yang bercerita soal pengalaman mereka mendapat ancaman pembungkaman dari para pejabat China.
Baca Juga: Eks Tahanan Ungkap Pemerkosaan dan Penyiksaan di Kamp Muslim Uighur, Diperlakukan Seperti Binatang
Pemerintah China mengaku membuka kunjungan wakil Perserikatan Bangsa-Bangsa ke Xinjiang. Namun, China berharap PBB tidak datang dengan tujuan mengutuk kebijakan mereka.
Para pejabat China juga sedang membahas persiapan menyambut kepala hak asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Michelle Bachelet
“Pintu ke Xinjiang selalu terbuka, dan kami menyambut komisaris tinggi (PBB) untuk mengunjungi Xinjiang," kata delegasi China, Jiang Duan, kepada dewan hak asasi manusia PBB.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.