Antara 1960 dan 1995, jumlah badak hitam turun 98% menjadi kurang dari 2.500. Sejak itu, spesies ini kembali lagi secara luar biasa dari ambang kepunahan.
Berkat upaya konservasi yang gigih di seluruh Afrika, jumlah badak hitam telah berlipat ganda dari angka terendah dalam sejarah 20 tahun lalu menjadi sekitar 5.600 saat ini.
Namun, badak hitam masih dianggap sangat terancam punah, dan masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan jumlahnya untuk memastikan bahwa ia tetap di sana.
Kejahatan terhadap satwa liar, dalam hal ini perburuan dan perdagangan cula badak di pasar gelap — terus mengganggu spesies tersebut dan mengancam pemulihannya.
Baca Juga: Afrika Selatan Temukan 63kg Cula Badak yang Akan Diselundupkan ke Malaysia
Badak hitam atau badak berbibir kait (Diceros bicornis) adalah spesies badak yang berasal dari Afrika bagian timur dan selatan termasuk Angola, Botswana, Kenya, Malawi, Mozambik, Namibia, Afrika Selatan, Eswatini, Tanzania, Zambia, dan Zimbabwe. Meskipun badak disebut hitam, warnanya bervariasi dari coklat hingga abu-abu.
Badak afrika lainnya adalah badak putih (Ceratotherium simum). Kata "putih" dalam nama "badak putih" sering dikatakan sebagai salah tafsir dari kata Afrikaans wyd (wijd Belanda) yang berarti lebar, mengacu pada bibir atas persegi, sebagai lawan dari bibir runcing atau bengkok dari badak hitam.
Spesies ini sekarang kadang-kadang disebut sebagai badak berbibir persegi (untuk putih) atau badak berbibir kait (untuk hitam).
Spesies secara keseluruhan diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah (meskipun badak hitam barat daya diklasifikasikan sebagai hampir terancam punah).
Tiga subspesies telah dinyatakan punah, termasuk badak hitam barat, yang dinyatakan punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada 2011.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.