Baca Juga: 400.000 Balita Yaman Terancam Mati Kelaparan Tahun 2021 Kata Empat Badan PBB
Lebih dari enam tahun perang di Yaman yang secara luas dipandang sebagai konflik proksi antara Arab Saudi dan Iran, telah mengirim negara miskin itu ke dalam apa yang oleh PBB digambarkan sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia.
Menurut data PBB, sekitar 80% orang Yaman membutuhkan bantuan, dengan 400.000 anak di bawah usia 5 tahun mengalami kekurangan gizi parah.
Untuk sebagian besar makanannya, negara ini bergantung pada impor yang terhadang semua pihak yang bertikai.
Koalisi militer pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015 setelah kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menggulingkan pemerintah negara itu dari Sanaa.
Baca Juga: AS Cabut Status Houthi Yaman sebagai Teroris, Alasan Kemanusiaan Jadi Penyebabnya
Houthi mengatakan saat menggulingkan pemerintahan di Sanaa, mereka memerangi sistem yang korup.
Penderitaan rakyat diperparah oleh jatuhnya ekonomi dan mata uang, dan oleh pandemi COVID-19.
Pejabat PBB sedang mencoba untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai, dan Presiden baru AS Joe Biden mengatakan Yaman adalah prioritas, serta menyatakan penghentian dukungan Amerika untuk kampanye militer yang dipimpin Saudi dan menuntut perang "harus diakhiri."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Senin bahwa Arab Saudi dan pemerintah Yaman "berkomitmen dan bersemangat" untuk menemukan cara untuk mengakhiri perang di Yaman dan meminta kelompok Houthi untuk melakukan hal yang sama.
Berbicara setelah kunjungan ke wilayah itu oleh utusan Yamannya Tim Lenderking, Blinken mengatakan pada konferensi yang berjanji, "Dia melaporkan pemerintah Saudi dan Republik Yaman berkomitmen dan ingin menemukan solusi untuk konflik tersebut."
"Kami meminta Houthi untuk menyesuaikan dengan komitmen ini. Langkah pertama yang diperlukan adalah menghentikan serangan mereka terhadap Marib," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.