Koike menyatakan siap bekerja sama dengan panitia penyelenggara, pemerintah dan IOC untuk keberhasilan Olimpiade berdasarkan konsep keragaman dan harmoni.
Dewan eksekutif komite melalui panel seleksi yang beranggotakan delapan orang, dipimpin oleh Chairman Canon Inc Fujio Mitarai, menyaring kandidat berdasarkan lima kriteria yang diputuskan selama pertemuan pertama pada Selasa (16/2/2021) kemarin.
Kriteria kandidat termasuk memiliki profil internasional dan pengetahuan tentang Olimpiade dan Paralimpiade, serta pemahaman mendalam tentang kesetaraan gender.
Yoshiro Mori, mantan perdana menteri Jepang mengundurkan diri selaku Presiden Lembaga Penyelenggara Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020, setelah menuai kritik di dalam dan luar negeri karena pernyataan seksis.
Mori dalam pertemuan Komite Olimpiade Jepang pada 3 Februari mengatakan, bahwa pertemuan dengan wanita cenderung berlarut-larut karena mereka terlalu banyak bicara. Ia juga menyarankan agar waktu bicara wanita perlu dibatasi.
Mori, yang cukup berpengaruh dalam komunitas olahraga Jepang, juga menuai kritik karena berusaha mengantar Saburo Kawabuchi, mantan presiden Asosiasi Sepak Bola Jepang, sebagai penggantinya melalui pintu belakang. Namun panitia panel telah memastikan transparansi dalam proses seleksi meski dilakukan secara tertutup.
Saat konferensi pers, Seiko Hashimoto, yang memulai karir politiknya pada 1995, mengatakan, Mori adalah orang yang spesial dan mentor yang menunjukkan jalannya dalam dunia politik. Ia menambahkan bahwa akan ada saatnya akan meminta nasihat dari Mori.
Pada tahun 2019, Hashimoto mengambil peran sebagai menteri yang bertanggung jawab atas pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender, dengan kombinasi tanggung jawabnya terkait dengan Olimpiade Tokyo.
Tamayo Marukawa (50) seorang penyiar berita yang menjadi anggota parlemen dari Partai Demokrat Liberal (LDP), mengambil alih posisi menteri Olimpiade.
Yoshiko Urushidate (50) yang telah mendaftar sebagai sukarelawan untuk Olimpiade Tokyo mengatakan, Hashimoto adalah pilihan yang baik karena pengalamannya sebagai peraih medali dan politisi wanita.
"Saya berharap dia bekerja untuk membuat acara yang membuat para atlet merasa nyaman untuk hadir. Saya ingin terlibat dalam cara apapun untuk membuat para atlet dan penonton tersenyum," kata Yoshiko Urushidate.
Hashimoto pernah tampil di tujuh Olimpiade antara 1984 dan 1996. Ia berkompetisi dalam speed skating di empat Olimpiade Musim Dingin dan bersepeda trek di tiga Olimpiade Musim Panas. Hashimoto memenangkan perunggu dalam acara speed skating 1.500 meter putri di Olimpiade 1992 di Albertville, Prancis.
Hashimoto lahir di Hokkaido hanya lima hari sebelum pembukaan Olimpiade Musim Panas 1964 di Tokyo. Nama depan Seiko ditulis dengan karakter pertama yang sama, "seika", yang berarti nyala api Olimpiade dalam bahasa Jepang. (Andy Lala)
Baca Juga: Mayoritas Warga Jepang Ingin Olimpiade Dibatalkan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.