CANBERRA, KOMPAS.TV – Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison pada Selasa (16/2) meminta maaf pada seorang mantan staf pemerintah perempuan yang diduga diperkosa oleh koleganya di sebuah kantor kementerian dua tahun lalu.
Dalam sebuah wawancara di televisi, sang mantan staf, Brittany Higgins, diduga diperkosa seorang koleganya di kantor Menteri Industri Pertahanan Australia – waktu itu – Linda Reynolds beberapa pekan sebelum pemilu 2019. Higgins mengaku tidak menerima dukungan yang ia butuhkan dari para bos dan koleganya yang lain.
Associated Press melaporkan, si lelaki yang dituduh telah memperkosanya – yang tidak disebutkan identitasnya – dipecat lantaran telah mendobrak masuk ke kantor kementerian dan meninggalkan Higgins di sana setelah minum-minum dan mabuk berat.
Baca Juga: China Tahan Jurnalis Australia, Didakwa sebagai Mata-Mata
Higgins yang merupakan penasehat media Reynolds, saat itu memutuskan tidak melaporkan kejadian itu ke polisi lantaran mendapat tekanan bahwa laporan ke polisi akan mempengaruhi karirnya.
Higgins mengundurkan diri Januari lalu dan mengatakan bahwa ia berencana melapor ke polisi.
“Saya pikir mengundurkan diri adalah satu-satunya yang bisa saya lakukan untuk mengatakan bahwa tidak seharusnya orang lain mengalami apa yang saya alami,” ujar Higgins pada Network Ten.
Morrison menyatakan, Reynold seharusnya tidak mempertanyakan Higgins tentang tuduhannya di kantor yang sama tempat Higgins diduga diperkosa.
“Seharusnya itu tidak terjadi, dan saya meminta maaf,” ujar Morrison pada para wartawan.
Baca Juga: Perbudakan Seks Terbongkar di Australia, Gadis-Gadis Muda Dibius dan Dipaksa Jadi PSK
Reynolds, yang kini menjabat sebagai menteri pertahanan, juga meminta maaf karena telah membahas soal tersebut dengan Higgins di kantornya, dan menambahkan bahwa ia tidak melakukan hal yang cukup untuk mendukung Higgins yang ketika itu berusia 24 tahun.
“Saya benar-benar menyesal telah menggelar rapat di kantor saya, tempat di mana dugaan perkosaan itu terjadi,” kata Reynolds.
Pada Senat, Reynolds menyatakan, ia tidak pernah meminta Higgins untuk memilih pekerjaannya atau melapor polisi.
Morrison menggambarkan tuduhan Higgins sebagai peringatan yang seharusnya mendorong adanya perubahan dalam Gedung Parlemen.
“Ini menghancurkan saya bahwa masih ada seorang perempuan muda, di jaman ini, yang harus mengalami situasi yang rawan yang bukan merupakan akibat perbuatannya,” kata Morrison.
“Kita harus melakukan lebih, baik di kantor kita bekerja atau di tempat kerja lain di negara ini, untuk memastikan bahwa orang-orang dapat bekerja dengan aman di kantor mereka dan menunjukkan performa terbaik mereka,” imbuhnya.
Baca Juga: Tiga Orang Positif Covid-19, Seluruh Penumpang Rombongan Tenis Australia Terbuka Dikarantina
Morrison menunjuk anggota parlemen Celia Hammond untuk bekerja sama dengan sejumlah partai politik untuk menyelidiki budaya di Gedung Parlemen, memperbaiki standar tempat kerja dan melindungi para staf.
Kewajiban pelaporan otomatis kepada pejabat departemen, kata Morrison, akan ditetapkan untuk tuduhan tersebut.
Morrison mengaku mendengar tuduhan Higgins pertama kali pada Senin dan kantornya baru mengetahui kasus itu pada Jumat pekan lalu.
Pihak oposisi mempertanyakan Morrison yang tetap menaruh kepercayaan pada Reynolds, mengingat ia tidak memberi tahu Morrison tentang dugaan perkosaan itu.
“Menurut pemahaman saya, menteri (Reynolds) telah bertindak dengan itikad baik terhadap Higgins dan berupaya mendukungnya,” jawab Morrison.
Higgins mengeluarkan pernyataan media pada Selasa (16/2) bahwa ia berterima kasih atas permintaan maaf Morrison sang PM.
“Pengumuman dari Perdana Menteri untuk menyelidiki budaya di Gedung Parlemen merupakan langkah pertama yang saya sambut baik, meskipun sudah lama terlambat,” kata Higgins.
“Seharusnya ia tidak membawa kisah saya, atau kisah penyintas dan korban lainnya untuk ditayangkan di televisi nasional bagi perdana menteri – atau anggota parlemen lainnya – untuk mengambil tindakan atas pelecehan seksual, penyerangan atau perundungan yang terjadi di tempat kerja,” tambah Higgins.
Gedung Parlemen membutuhkan mekanisme pelaporan independen untuk staf agar mereka dapat melapor dengan percaya diri dan aman, kata Higgins lagi.
Hasil jajak pendapat menunjukkan pemerintah koalisi konservatif Morrison kehilangan kekuasaan pada pemilu 2019 yang berlangsung beberapa minggu setelah dugaan pemerkosaan itu. Namun, pemerintah mencapai kemenangan tipis.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.