Alat musik yang diyakini lebih tua adalah flute yang dibuat dari tulang burung besar entah angsa atau elang.
Menurut hasil penelitian yang terbit di jurnal Science Advances, pelacakan radio-carbon gua asal sangkakala itu dihuni sekitar 18.000 tahun lalu.
Baca Juga: Danau Tertua di Dunia Jadi Tempat Paling Sering Disambar Petir
“Sepengetahuan kami, sangkakala asal Gua Marsoulas ini unik dalam konteks prasejarah, tidak hanya di Prancis namun juga pada lingkup Eropa Paleolitik dan mungkin lingkup dunia,” kata penelitian tersebut.
Saat kerang itu ditemukan tahun 1931, peneliti berasumsi ujung kerangnya patah tidak sengaja, sehingga meninggalkan lubang bukaan dengan diameter 3.5cm, tutur Gilles Tosello, rekan peneliti Carole Fritz dari Universitas Toulouse.
Namun ujung kerang itu adalah bagian terkeras dan “hampir mustahil” untuk pecah secara alami, tutur Gilles.
Saat diperiksa lebih dekat, peneliti menemukan kerang itu sudah dimodifikasi secara hati-hati dengan teknik yang tertentu,”.
CT Scan juga menunjukkan ada dua lubang buatan untuk corong tiup sangkakala tersebut.
Baca Juga: Mesir Umumkan Penemuan Besar Situs Arkeologi Saqqara, Apa Isinya?
“Suara jaman sebelum sejarah”
Orang-orang masa Magdalenia adalah pemburu jaman prasejarah, menyebar di seluruh Eropa dari Spanyol Utara hingga Jerman, pada masa dimana kawanan bison masih menjelajah dalam jumlah besar di Eropa.
Kebudayaan Magdalenia tiba-tiba hilang 12.000 tahun lalu ketika es mencair.
Mereka meninggalkan banyak jejak perangkat, perkakas, dan senjata, serta jejak budaya lukisan dinding gua seperti yang ada di Marsoula dan Altamira, Spanyol.
Suara sangkakala itu sangat keras, kira-kira desibelnya mendekati suara kereta bawah tanah. Kaum Magdalenia mungkin menggunakan terompet kerang itu sebagai alat untuk memanggil.
Baca Juga: Arkeolog Prancis Temukan Situs Makam Kuno Anak-Anak Dari Abad Pertama
“Intensitas suara yang dihasilkan sungguh luar biasa,” tutur rekan peneliti Philippe Walter, yang juga direktur laboratorium arkeologi molekuler dan struktural dari universitas Sorbonne.
“Anda bisa membayangkan apa yang akan terjadi di pintu gua, atau di dalam gua, dengan suara sekeras itu,” tutur Philippe.
Philippe Walter mengatakan, peneliti yakin ada lebih banyak nada yang bisa dihasilkan terompet kerang itu, merujuk pada penggunaan modern alat yang sama di upacara tradisional, atau bahkan pertunjukan musik jazz jaman sekarang.
Namun Philippe menekankan, kita tidak akan pernah tahu musik seperti apa yang kaum Magdalenia dengarkan dan mainkan.
“Kita tidak bisa menyusun kembali suara dari masa prasejarah,” tambahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.