"Dengan patuh kepada arahan mereka, perusahaan anda pada dasarnya mengakui kekuasaan militer, terlepas dari berbagai kecaman dunia atas lembaga itu," tutur sebuah koalisi masyarakat dalam pernyataan mereka.
Telenor mengatakan, sebelum sambungan internet dimatikan, mereka secara hukum wajib mematuhi perintah untuk memblokir beberapa sosial media, namun mereka menyoroti "arahan tersebut bertentangan dengan aturan HAM internasional,"
Deputi direktur kawasan Amnesty International Ming Yu Hah mengatakan, langkah mematikan internet ditengah kudeta dan pandemi Covid-19 adalah keputusan yang "mengerikan dan ceroboh"
Baca Juga: Orang Kepercayaan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar, Terancam Hukuman Penjara Seumur Hidup
Tekanan Internasional
Kudeta itu mengundang kecaman dunia, dimana Dewan Keamanan mendesak junta membebaskan seluruh tahanan sementara Amerika Serikat mempertimbangkan sanksi bagi Myanmar.
Aung San Suu Kyi belum terlihat di depan umum semenjak kudeta. Pengacara Suu Kyi dan presiden terguling Win Myint mengatakan, mereka ditahan di rumah masing-masing dan pengacara tidak bisa bertemu karena mereka masih diperiksa.
Suu Kyi dituding mengimpor secara ilegal sejumlah walkie-talkie sementara Win Myint dituding melanggar aturan pembatasan sosial masa pandemi Covid-19.
Suu Kyi, 75, has not been seen in public since the coup. She spent some 15 years under house arrest during a struggle against previous juntas before the troubled democratic transition began in 2011.
Baca Juga: Orang Kepercayaan Aung San Suu Kyi Ditangkap Militer Myanmar, Terancam Hukuman Penjara Seumur Hidup
Penasihat ekonomi Aung San Suu Kyi, Sean Turnell, mengatakan kepada Reuters hari Sabtu (06/02/2021) bahwa dirinya juga ditahan.
Unjuk rasa hari Sabtu (06/02/2021) adalah perlawanan pertama di jalanan dari masyarakat. Selama ini junta militer memiliki sejarah panjang pemberangusan unjuk rasa dengan cara berdarah.
Pembangkangan sosial makin meluas di Myanmar minggu ini, dimana dokter dan guru ikut mogok kerja dan masyarakat setiap malam sengaja memukuli berbagai perabotan dapur seperti wajan, panci, tutup panci, ember, dan apapun yang berisik.
Menurut berbagai laporan sudah 30 orang ditangkap penguasa militer karena memukuli perabotan dapur, menambah daftar mereka yang ditangkap dan ditahan militer.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.