Baca Juga: Qatar Janjikan Bantuan 360 Juta Dollar AS Untuk Rakyat Gaza Palestina
Kebalikannya, Israel saat ini meyakini bisa menyelesaikan vaksinasi tahap pertama seluruh penduduknya pada akhir Maret nanti.
WHO mengutarakan kekhawatiran mereka atas ketidakadilan antara Israel, salah satu yang tersukes dalam vaksinasi tahap pertama, dan Palestina yang saat ini hanya memiliki 7,000 dosis vaksin di tangan.
Kementerian Kesehatan Palestina hari Senin, (01/01/2021) menyatakan Otoritas Palestina berharap bisa menerima 37.440 dosis vaksin Pfizer pada pertengahan Februari, namun itupun belum pasti, karena "akan berdasarkan persetujuan dari kesepakatan suplai dengan pembuat vaksin"
Baca Juga: Palestina dan Amerika Serikat Kembali Saling Berkomunikasi, Menyusul Kebijakan Baru Joe Biden
Disamping itu, tambah al-Kaila, Otoritas Palestina akan menerima 240.000 hingga 405.600 dosis vaksin buatan AstraZeneca pada pertengahan Februari, namun bergantung pada ijin penggunaan darurat yang harus diterbitkan WHO atas vaksin tersebut.
Vaksin buatan Pfizer dan buatan AstraZeneca akan disediakan bagi Palestina berdasarkan COVAX, program WHO yang didesain untuk membantu negara miskin mendapatkan vaksin Covid-19.
Otoritas Palestina menambahkan mereka juga sudah memiliki kesepakatan pembelian darurat vaksin Sputnik V buatan Rusia, dimana penelitian terbaru menunjukkan vaksin tersebut aman dan manjur.
Baca Juga: Palestina Memulai Vaksinasi Massal Pada Kuartal Pertama 2021
Bahkan bila Palestina bisa mendapat jumlah maksimal dari program COVAX, dengan seluruh vaksin yang mereka upayakan, Palestina baru bisa memenuhi 5 persen kebutuhan vaksinasi rakyat mereka di Gaza dan Tepi Barat.
Tenaga kesehatan Palestina setiap hari berhadapan Covid-19 yang beberapa waktu terakhir melonjak tinggi, diperparah dengan musim dingin dan fasilitas kesehatan yang memprihatinkan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.