Pulihnya Ebert, bagi Forman, betapapun ajaibnya itu, bukanlah sesuatu yang mengherankan.
“Kami tahu dia seorang pejuang, dia mampu selamat dari Auschwitz, lalu banyak hal lain dalam hidupnya dan dia tidak pernah menyerah. Dan, seperti yang saya katakan di tweet saya, dia seorang penyintas sejati. Kami tahu dia akan mampu melewatinya. Dia tidak menyerah, dan Puji Tuhan, dia pulih," demikian Forman bersaksi.
Ketika di Auschwitz
Ebert juga sempat menceritakan masa lalunya ketika Auschwitz. Dia tiba ke kamp penyiksaan dengan menaiki transportasi terakhir dari Hongaria pada 9 Juli 1944. Saat itu dia masih remaja.
Empat bulan lamanya Ebert berada di kamp itu. Sehari-hari dia menjadi budak sebuah pabrik. Dan di kamp laknat itu pula Ebert kehilangan ibu, saudara laki-laki, saudara perempuannya, serta sanak familinya yang lain.
“Kurang lebih 100 orang lainnya dari keluarga, bibi, paman, keponakan, semuanya. Mereka dibunuh,” kata Ebert.
Baca Juga: Kesaksian Warga China Usai Lakukan Swab Anal untuk Deteksi Covid-19: 'Tak Sampai 10 Detik'
Terlepas dari semua yang telah Ebert lalui dalam hidupnya, dia menyebut ada semacam perasaan yang sama ketika selamat dari Holocaust dan Covid-19.
"Rasanya luar biasa ketika kamu sanggup berkata untuk semuanya: ‘Saya berhasil’. Saya melewati itu semua dan, ya, di sinilah saya.”
Ebert kembali melanjutkan: "Saya pikir, satu-satunya hal yang dapat Anda lakukan adalah jangan pernah menyerah karena selalu ada harapan."
Sebab selama kamu memiliki harapan, kata Ebert, "semuanya bisa terjadi, jadi jangan pernah putus asa."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.