Namun, pengeboran terbukti sulit karena harus melewati batu granit besar yang sangat keras, dan para penambang terjebak jauh dari permukaan.
Selain itu para penyelamat akan menghadapi masalah tambahan, karena tambang itu tergenang air dan ada risiko ruangan tempat penambang terjebak banjir.
“Halangannya terlalu besar, yang berarti kami membutuhkan setidaknya 15 hari atau lebih untuk mencapai para penambang,” ujar Wakil Kepala Departemen Publikasi Daerah Setempat, Gong Haitao dikutip dari BBC, Jumat (22/1/2021).
Baca Juga: 61 WNI Dipulangkan KJRI Kuching ke Tanah Air, 13 WNI Termasuk Korban Kekerasan
Para penambang tersebut saat ini berada di dua tempat yang berbeda. 11 Penambang ada di satu tempat.
Sedangkan satu penambang lagi berada lebih di bawah. Namun, komunikasi dengan satu penambang tersebut telah hilang.
Sementara itu, di tempat berkumpulnya 11 penambang, satu dipastikan tewas, Kamis (21/1/2021) , setelah lebih dulu koma.
Baca Juga: Tertekan Terjangkit Covid-19, Perempuan Ini Bunuh Diri dan Tinggalkan Surat Minta Maaf
Kecelakaan tambang memang kerap terjadi di China, karena regulasi keamanan industri biasa disepelekan,
Desember lalu, sebanyak 24 penambang tewas karena keracunan Karbon Monoksida di tambang batubara,
Sedangkan pada September lalu, 16 penambang di tambang lainnya tewas di luar kota Chongqing juga karena keracunan Karbon Monoksida.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.