Kelompok hak asasi manusia mengatakan, setidaknya satu juta orang Uighur dan Muslim berbahasa Turki lainnya telah ditahan di kamp-kamp di Xinjiang.
Akses independen ke area yang dianggap sensitif sangat dibatasi, membuat pelaporan dan verifikasi tuduhan hampir tidak mungkin.
Pompeo mendesak semua badan internasional termasuk pengadilan untuk menangani kasus-kasus atas perlakuan China terhadap Uighur. Dia juga menyuarakan keyakinan bahwa Amerika Serikat akan terus meningkatkan tekanan.
China menyangkal melakukan kesalahan dan berpendapat bahwa kamp-kampnya adalah pusat pelatihan kejuruan yang dimaksudkan untuk mengurangi daya pikat ekstremisme Islam.
Baca Juga: Jepang Buka Suara Terkait Kondisi Umat Muslim Uighur di Xinjiang, Ini Katanya
Pengganti Pompeo, pilihan Presiden terpilih Joe Biden untuk Menteri Luar Negeri, Antony Blinken mengatakan pada Selasa (19/01/2021), dia setuju dengan keputusan petahana untuk melabeli tindakan China sebagai genosida.
Blinken juga berjanji untuk tetap bersikap keras terhadap China.
Tetapi, Hua menyimpan sebagian besar kritiknya pada Rabu kemarin untuk Pompeo, dengan menyebutnya "badut". Dan sebaliknya, ia menyarankan pejabat AS lainnya agar tidak disesatkan oleh anggota Pemerintahan Trump.
Hua berharap, Pemerintahan Biden yang akan datang akan "memperlakukan China secara objektif dan rasional, dan bertemu China di tengah".
Selain itu, Biden bisa lebih terukur dalam nada dan merajut kembali aliansi yang compang-camping di panggung global.
Namun Blinken kepada media AS mengatakan sementara ini akan tetap memberlakukan tariff perang dagang atas China.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.