Hingga Sabtu (17/01/2021), lebih dari 800 penduduk yang merupakan kontak dekat atau kontak dekat sekunder dari kasus terkonfirmasi COVID-19 telah ditempatkan di fasilitas tersebut.
Pembangunan 1.500 kamar lainnya juga telah rampung. Kamar-kamar itu akan segera ditempati setelah diisi perabotan.
Proyek pembangunan tersebut dimulai pada 10 Januari lalu setelah satu klaster kasus COVID-19 dilaporkan di kota itu. Sementara itu, kamar lainnya akan siap dalam sepekan, menurut departemen publisitas setempat.
Qu Peicheng, manajer yang bertanggung jawab atas proyek tersebut dan bekerja di sebuah perusahaan teknik setempat, mengatakan bahwa sekitar 300 pekerja yang terbagi dalam dua sif telah bekerja siang dan malam untuk proyek itu.
Baca Juga: Indonesia Akan Jadi Pusat Produksi Regional Vaksin Covid-19 China
Para pekerja menjalani tes PCR setiap beberapa hari. Disinfeksi rutin juga dilakukan di lokasi pembangunan, ujar Qu.
"Kami sering tidak dapat merasakan tangan kami karena kami bekerja di suhu serendah minus 16 derajat Celsius," kata Jiao Yongshuo (34), seorang pekerja yang berasal dari Nangong.
"Kami berharap dapat melakukan bagian kami sehingga masyarakat dapat kembali ke kehidupan normal secepat mungkin," tambahnya.
Gao Dexin, seorang pejabat hubungan masyarakat di Nangong, mengatakan bahwa pusat isolasi tersebut dibangun karena semua hotel, gedung perkantoran, properti perusahaan, dan rumah-rumah yang tersedia untuk observasi karantina telah penuh.
Baca Juga: Kasus Virus Corona Kembali Melonjak, China Lakukan Pengujian pada Jutaan Orang
"Jika para kontak dekat dari kasus terkonfirmasi tidak ditempatkan secara terpusat untuk observasi yang terisolasi secara tepat waktu, hasil yang diraih dengan susah payah dari (upaya) pengujian asam nukleat di seluruh kota untuk membendung penyebaran (virus) akan sia-sia," ujar Gao.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.