Ia ingin orang menyimpan uang dalam bentuk Bitcoin agar lepas dari campur tangan pemerintah dan perusahaan tertentu.
Namun, itu juga berarti tak ada pihak manapun yang menyediakan atau menyimpan password Bitcoin. Sebagai gantinya, tiap orang bisa membuat dompet Bitcoin sendiri dan private key untuk membuka dompet digital itu.
Thomas sendiri mendapatkan Bitcoin itu dari seorang pemuja Bitcoin pada 2011. Ia mendapatkannya sebagai hadiah karena telah membuat video animasi berjudul “Apa itu Bitcoin?”. Namun, ia kehilangan private key dompet Bitcoin pada tahun itu juga.
Karena hal itu, Thomas yang awalnya tertarik berbalik kesal dengan ide Bitcoin.
Baca Juga: Ada Dugaan Pencucian Uang lewat Cryptocurrency di Grab Toko, Apa Itu?
Bagaimanapun, Thomas tak sendiri. Banyak orang yang tak bisa mengakses Bitcoin seperti dirinya.
Seorang pebisnis asal Los Angeles, Brad Yasar juga mengalami kesialan serupa. Ia kehilangan private key Bitcoin miliknya bertahun-tahun lalu.
Ia telah mencoba masuk ke dompet Bitcoin miliknya selama bertahun-tahun. Namun, ratusan jam yang ia habiskan di depan komputer tak membuahkan hasil.
Sementara, Gabriel Abed, pengusaha asal Barbados kehilangan 800 Bitcoin senilai kira-kira Rp 350 miliar saat ini. Sebabnya, seorang rekannya mem-format laptop yang menyimpan private key dompet Bitcoin-nya pada 2011.
Berbeda dengan Thomas, Abed tak kehilangan minat dengan Bitcoin.
“Resiko menjadi bank bagi diri sendiri dan keuntungan bisa bebas mengakses uangku sendir dan menjadi warga dunia, itu setimpal,” kata Abed pada New York Times.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.