WASHINGTON DC, KOMPAS TV - Para arkeolog telah menemukan lukisan gua tertua di dunia: gambar ukuran asli dari babi hutan, yang dibuat setidaknya 45.500 tahun lalu di Indonesia.
Penemuan yang dijelaskan dalam jurnal Science Advances pada Rabu (13/10/2021) memberikan bukti paling awal dari pemukiman manusia di wilayah tersebut, seperti dilansir AFP
Rekan penulis Maxime Aubert dari Universitas Griffith Australia mengatakan kepada AFP bahwa ditemukan di pulau Sulawesi pada tahun 2017 oleh mahasiswa doktoral Basran Burhan, sebagai bagian dari survei yang dilakukan tim dengan pihak berwenang Indonesia.
Gua Leang Leang terletak di lembah terpencil yang dikelilingi tebing kapur terjal, sekitar satu jam berjalan kaki dari jalan terdekat. Gua tersebut terletak di kabupaten Maros, tidak terlalu jauh sebelum Taman Nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Istana Tertua China Ditemukan di Ibukota Kuno Berusia 5.300 tahun
Lokasi lukisan gua itu hanya bisa diakses selama musim kemarau karena hampir selalu banjir saat musim hujan, dan tetua masyarakat Bugis yang tinggal di wilayah terpencil ini mengatakan, lukisan-lukisan itu belum pernah dilihat oleh orang Barat.
Berukuran 136 x 54 cm, babi kutil atau babi bagong Sulawesi ini dicat menggunakan pigmen merah tua dan dilukiskan memiliki bulu pendek tegak, serta sepasang kutil wajah seperti tanduk yang merupakan ciri khas jantan dewasa dari spesies tersebut.
Ada dua cetakan tangan di atas bagian belakang babi, dan tampak babi itu sedang melihat dua babi lain yang hanya terawetkan sebagian, sebagai bagian dari adegan naratif.
"Babi itu tampaknya sedang mengamati perkelahian atau interaksi sosial antara dua babi kutil lainnya," kata penulis bersama Adam Brumm.
Baca Juga: Lukisan Gua Tertua Ada di Indonesia, Usianya 44 Ribu Tahun
Manusia telah berburu babi kutil Sulawesi selama puluhan ribu tahun, dan mereka adalah ciri utama dari karya seni prasejarah di kawasan itu, khususnya selama Zaman Es.
Migrasi manusia awal
Maxime Aubert yang merupakan seorang spesialis penanggalan, mengidentifikasi tumpukan kalsit yang telah terbentuk di atas lukisan itu. Maxime menggunakan isotop seri Uranium dan dengan yakin mengatakan tumpukan kalsit itu berusia 45.500 tahun.
Ini yang membuat lukisan setidaknya seusia itu, "tapi bisa jadi jauh lebih tua karena penanggalan yang kami pakai hanya mengukur usia lapisan tumpukan kalsit diatasnya," jelasnya.
"Orang-orang yang membuatnya benar-benar modern, mereka sama seperti kita, mereka memiliki semua kapasitas dan alat untuk melukis yang mereka suka," tambahnya.
Lukisan seni batu cadas tertua sebelumnya ditemukan oleh tim yang sama di Sulawesi. Temuan tersebut menggambarkan sekelompok sosok setengah manusia, setengah binatang berburu mamalia, dan ditemukan setidaknya berusia 43.900 tahun.
Lukisan gua seperti ini juga membantu mengisi celah pemahaman kita tentang migrasi manusia purba.
Situs ini sekarang merupakan bukti manusia tertua di Wallacea, tetapi diharapkan penelitian lanjutan akan membantu menunjukkan manusia sudah berada di wilayah tersebut jauh lebih awal, dan bila betul, akan menyelesaikan teka-teki kapan manusia mulai bermukim diAustralia.
Tim percaya bahwa karya seni itu dibuat oleh Homo sapiens, yang bertentangan dengan spesies manusia yang sekarang punah seperti Denisovan, tetapi tidak dapat mengatakan ini dengan pasti.
Untuk membuat lukisan cetakan tangan, para seniman harus meletakkan tangan mereka di atas permukaan kemudian meludahi pigmen di atasnya, dan tim berharap untuk mencoba mengekstrak sampel DNA dari air liur yang mungkin tersisa disitu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.