ROMA / ZURICH, KOMPAS.TV - Pemerintah di seluruh Eropa pada hari Rabu (13/01/2021) hampir serempak mengumumkan perpanjangan karantina wilayah atau lockdown dan makin memperketat pembatasan bergerak, di tengah kekhawatiran akan dahsyatnya lonjakan penularan dari varian baru virus Covid-19 yang terdeteksi di Inggris, sementara vaksinasi diperkirakan tidak akan banyak membantu sampai musim semi, demikian dilansir Reuters Kamis, (14/01/2021)
Vaksinasi sedang dilaksanakan di seluruh Eropa namun tidak secepat yang diharapkan, dan efeknya baru bisa dirasakan saat mayoritas penduduk bisa mendapat suntikan pertama.
Menteri Kesehatan Roberto Speranza mengatakan Italia memperpanjang keadaan darurat COVID-19 hingga akhir April, karena infeksi tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
Swiss mengumumkan langkah-langkah yang lebih ketat untuk mengatasi varian baru virus COVID-19 dan memperpanjang penutupan restoran, situs budaya dan olahraga selama lima minggu hingga akhir Februari.
Baca Juga: Regulator Uni Eropa Pertimbangkan Gunakan Vaksin Oxford-AstraZeneca
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, negaranya juga kemungkinan harus memperpanjang pembatasan COVID-19 hingga Februari, sambil menekankan perlunya menekan lebih jauh kontak antara manusia untuk menghadang laju penularan varian virus Covid-19 asal Inggris ini.
Kabinet Jerman sudah menyetujui memperketat arus keluar masuk di perbatasan dan mewajibkan orang yang datang dari negara dengan beban kasus tinggi atau di mana varian yang lebih ganas beredar untuk melakukan tes Covid-19.
Kanselir Angela Merkel di depan parlemen pada hari Selasa mengatakan, delapan hingga 10 minggu mendatang akan sangat sulit jika varian yang lebih menular menyebar ke Jerman, menurut seorang peserta pada pertemuan tersebut.
Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan kepada radio Deutschlandfunk, akan dibutuhkan dua atau tiga bulan lagi sebelum kampanye vaksinasi benar-benar mulai membantu.
Baca Juga: Uni Eropa Setujui Vaksin Covid-19 Buatan Moderna, Dapat Segera Digunakan
Pemerintah Belanda mengatakan pada Selasa malam akan memperpanjang PSBB di negara itu, termasuk penutupan sekolah dan toko, setidaknya tiga minggu hingga 9 Februari.
"Keputusan ini tidak mengejutkan, tetapi ini adalah kekecewaan yang luar biasa," Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan dalam konferensi pers, seraya menambahkan ancaman yang ditimbulkan oleh varian baru itu "sangat, sangat mengkhawatirkan".
Rutte mengatakan pemerintahnya sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan jam malam.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Massal Dimulai di Uni Eropa
Di Prancis, Presiden Emmanuel Macron sedang berdiskusi dengan para menteri senior tentang kemungkinan aturan yang lebih ketat.
Penasihat ilmiah utama pemerintah Prancis krisis dapat berakhir pada September hanya bila terjadi pembatasan yang lebih ketat dan vaksinasi bisa menjangkau masyarakat yang lebih luas dengan proses yang lebih cepat.
"Tiga bulan mendatang akan sulit, situasinya akan sedikit membaik selama musim semi tetapi akan benar-benar menjadi lebih baik pada akhir musim panas," kata Jean-François Delfraissy kepada radio franceinfo.
Ada berita yang lebih optimis dari Polandia, di mana jumlah kasus COVID-19 telah stabil setelah melonjak di musim gugur.
"Saya berharap dalam dua hingga tiga minggu pembatasan sosial akan makin mengecil dan vaksin akan berhasil," kata Menteri Keuangan Polandia Tadeusz Koscinski dalam sebuah wawancara untuk Money.pl.
“Beberapa batasan akan tetap ada untuk waktu yang cukup lama, tetapi menurut saya 80% dari batasan ini akan mulai hilang pada pergantian kuartal pertama dan kedua.” Tutur Koscinski.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.