AMSTERDAM, KOMPAS.TV - Walikota Amsterdam Femke Halsema mengajukan usulan melarang pelancong warga negara asing masuk, membeli apalagi menikmati ganja di kedai-kedai kopi kota tersebut.
Mulai tahun depan bila rencana ini lolos, kedai-kedai kopi dan ganja hanya untuk warga negara Belanda dan warga asing penduduk tetap Belanda, demikian dilansir dari The Guardian, Selasa (12/01/2021)
Mereka yang bukan warga negara dan bukan penduduk tetap itu tidak akan boleh membeli ganja di kedai kopi ganja kota Amsterdam, sebagai bagian dari rencana besar-besaran untuk mencegah kejahatan terorganisir, dan mengurangi pariwisata narkoba.
Didukung oleh kepolisian dan kejaksaan kota Amsterdam, Walikota Femke Halsema telah mengajukan usulan kepada parlemen kota untuk mengizinkan hanya penduduk Belanda yang boleh memasuki 166 kedai kopi penjual ganja kota itu.
Kebijakan ini mungkin akan mulai berlaku tahun depan.
Baca Juga: Belanda Mulai Lakukan Vaksinasi Corona ke Warganya
Penelitian pemerintah menunjukkan 58% turis asing yang melancong ke Amsterdam khusus datang untuk mengkonsumsi kelezatan dan kenikmatan beragam jenis dan olahan ganja dari seluruh dunia, namun kebanyakan dari mereka adalah pelancong tak berduit.
Sementara penelitian lain menunjukkan penikmat ganja Amsterdam hanya membutuhkan kurang dari 70 kedai kopi jika hanya penduduk setempat yang dilayani. Artinya bila pelarangan itu berlaku, kemungkinan akan banyak kedai kopi dan ganja yang akan tutup.
"Amsterdam adalah kota internasional dan kami ingin menarik wisatawan - karena kekayaannya, keindahannya, dan institusi budayanya," kata walikota, menambahkan bahwa pasar ganja terlalu besar dan memiliki terlalu banyak kaitan dengan kejahatan terorganisir.
Dia mengatakan kota itu bisa tetap "terbuka, ramah dan toleran", tetapi pada saat yang sama akan membuat hidup lebih sulit bagi penjahat dan mengurangi pelancong kere.
Baca Juga: Belanda Lakukan Lockdown Selama 5 Pekan, Tamu Perayaan Natal Warga Juga Dibatasi
Ganja secara teknis ilegal di Belanda namun aturan yang terbit tahun 1976 di bawah "kebijakan toleransi" menyebut, kepemilikan kurang dari lima gram dinyatakan tidak masuk sebagai tindak kriminal.
Produksi ganja tetap ilegal tetapi kedai kopi diizinkan untuk menjualnya.
Halsema mengatakan langkah itu akan memakan waktu beberapa bulan agar efektif karena perlu ada masa konsultasi dan transisi bagi para pemilik kedai kopi.
Larangan serupa, didukung oleh undang-undang tahun 2012, sudah ada di kota-kota seperti Maastricht dan Den Bosch, yang telah lama mengeluhkan banyaknya pelancong masuk dari Belgia, Jerman, dan Perancis hanya untuk menikmati ganja.
Khawatir maraknya pasar ganja di jalanan, Amsterdam tidak memaksakan apa yang disebut "kriteria tempat tinggal" bagi tamu di kedai-kedai kopi ganja, yang jumlahnya sekitar sepertiga dari total kedai kopi ganja Belanda. Sebaliknya pemerintah kota memberlakukan larangan merokok di beberapa bagian kota dan menutup toko individu.
Baca Juga: Museum Nasional Belanda Tahun Depan Gelar Pameran Tentang Perbudakan
Namun didorong oleh penerbangan murah dan pemesanan online, jumlah turis di Amsterdam melonjak menjadi hampir 20 juta pengunjung setahun, padahal penduduknya hanya 850,000 orang.
Bila kebijakan lama tetap berlaku, diperkirakan lebih dari 29 juta pelancong ganja akan datang ke Amsterdam tahun 2025, dan mereka adalah pelancong tidak berduit seperti dikutip pemerintah Amsterdam.
Kota ini telah mengambil beberapa langkah untuk mengurangi kepadatan dan gangguan yang disebabkan oleh pariwisata yang berlebihan, diantaranya dengan membatasi jumlah toko, menekan Airbnb, menghentikan pembangunan hotel baru, dan menaikkan pajak.
Kalangan usaha setempat sangat menyambut baik pengumuman tersebut. Robbert Overmeer, dari asosiasi bisnis BIZ Utrechtsestraat, mengatakan kedai kopi ganja adalah "salah satu mata rantai terpenting dalam rantai pariwisata bernilai rendah".
Baca Juga: Kedutaan Besar Arab Saudi di Belanda Ditembaki, Tak Ada Korban Jiwa
Amsterdam sebenarnya "tidak hanya ingin pelancong berduit", seraya mengatakan, "datanglah ke Amsterdam untuk melancong ke musium, untuk menikmati makanan, untuk cinta, dan untuk pertemanan, namun bukan untuk keluyuran, menghisap ganja, dan menggunakan narkotika,"
Tetapi Joachim Helms dari asosiasi pemilik kedai kopi BCD mengatakan rencana tersebut berisiko mendorong perdagangan obat-obatan ringan ke jalanan.
"Ganja adalah produk populer yang dinikmati orang di seluruh dunia," katanya kepada kantor berita ANP Belanda. “Orang ingin menghisap ganja mereka. Jika itu tidak bisa terjadi di kedai kopi, maka mereka akan membelinya di jalan. ”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.