Ratusan ribu orang di Inggris Raya telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Pfizer-BioNTech. Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan vaksinasi vaksin buatan AstraZeneca/Oxford akan dimulai pada 4 Januari pada sebanyak mungkin orang yang memenuhi syarat, sementara suntikan kedua akan diberikan dalam rentang waktu 12 minggu sejak yang pertama.
AstraZeneca mencatat bahwa jeda antara empat dan 12 minggu antara dosis telah terbukti efektif dalam uji coba.
“Data respons imun menunjukkan, karena Anda memiliki jarak yang lebih panjang antara dua dosis, Anda melihat respons imun yang lebih tinggi,” kata Dr. Andrew Pollard dari Universitas Oxford, salah satu pemimpin tim pengembangan vaksin, kepada The Associated Press.
Tetapi Pfizer menanggapi kebijakan baru tersebut dengan mengatakan, setiap rejimen dosis "alternatif" harus dilacak oleh otoritas kesehatan.
Ia mencatat bahwa dua dosis diperlukan untuk "perlindungan maksimum" terhadap penyakit, dan tidak ada data yang menunjukkan bahwa perlindungan hanya dari satu dosis bertahan lebih dari 21 hari. Vaksin buatan Pfizer diuji dengan dua dosis, selang tiga minggu.
Baca Juga: Jokowi: Vaksin AstraZeneca Akan Diterima Bulan April 2021
Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris, yang merekomendasikan vaksin AstraZeneca untuk penggunaan darurat, tidak mendukung satu vaksin di atas yang lain.
Mereka memperbarui panduan bagi vaksin Covid-19 buatan Pfizer, seraya mengatakan itu bisa diberikan kepada wanita hamil dan menyusui. Ia menambahkan, hanya orang dengan alergi terhadap ramuannya yang harus menghindarinya, daripada orang dengan alergi parah terhadap makanan, vaksin dan obat-obatan secara umum.
Pakar independen, sementara itu, menyambut baik dan menganggap sangat penting keputusan untuk vaksinasi massal kepada sebanyak mungkin orang yang memenuhi syarat,“Dengan varian baru yang menyebar dengan cepat, saya yakin keputusan ini akan menyelamatkan banyak nyawa,” kata Paul Hunter, profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Norwich University of East Anglia.
Inggris telah mencatat lebih dari 71.000 kematian akibat Covid-19, jumlah kematian tertinggi kedua di Eropa setelah Italia. Dalam upaya untuk memperlambat penyebaran, pemerintah Inggris pada hari Rabu (30/12/2020) memperpanjang pembatasan sosial skala besar yang harus dijalani setidaknya tiga per empat wilayah di negeri tersebut.
Para ahli yakin bahwa vaksin yang sudah diotorisasi akan bekerja melawan varian baru, tetapi mereka terus mempelajarinya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.