TEL AVIV, KOMPAS TV - Sekelompok peneliti di Universitas Tel Aviv Israel membuktikan novel coronavirus, SARS-CoV-2 atau Covid-19 dapat dibasmi secara efektif, cepat dan murah menggunakan sinar ultraviolet yang terpancar dari LED pada frekuensi tertentu, demikian dilaporkan harian The Jerusalem Post pada Senin (28/12/2020).
“Kami temukan cukup mudah untuk membunuh virus corona menggunakan bohlam LED yang memancarkan radiasi sinar ultraviolet,” tutur Prof. Hadas Mamane, Kepala Program Rekayasa Lingkungan, Sekolah Rekayasa Mekanis di Universitas Tel Aviv.
Prof. Mamane melakukan penelitian tersebut bersama dua peneliti lain, Prof. Yoram Gerchman dan Dr. Michal Mandelboim. Prof Mamane mengatakan, bohlam LED ultraviolet hanya membutuhkan kurang dari 30 detik untuk membunuh 99,9% virus Covid-19.
Baca Juga: Erdogan Ingin Jalin Hubungan Baik, Israel Malah Curiga
Penelitian itu sementara menyimpulkan, dioda pemancar cahaya UV (LED UV) adalah teknologi baru dan sumber UV untuk inaktivasi patogen, namun panjang gelombang LED-UV yang rendah, mahal harganya dan memiliki laju fluence yang rendah.
Hasil penelitian menunjukkan sensitivitas virus Corona pada manusia (HCoV-OC43 yang digunakan sebagai pengganti SARS-CoV-2) ada pada panjang gelombang 267 nm ~ 279 nm> 286 nm> 297 nm.
Virus lain juga punya hasil yang serupa, yang menunjukkan LED UV dengan emisi puncak pada ~ 286 nm dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam membasmi virus Covid-19.
Radiasi ultraviolet adalah metode yang lazim digunakan untuk membunuh bakteria dan virus.
Harian Jerusalem Post melaporkan, penelitian ini adalah yang pertama, dan sebuah artikel tentang hal ini dipublikasikan di Journal of Photochemistry and Photobiology B: Biology.
LED (Light Emitting Diodes) banyak tersedia dalam berbagai variasi panjang gelombang, yang dikenal sebagai A, B, dan C.
UV-A dipancarkan oleh matahari (dan sumber buatan seperti tanning bed) dan lebih lemah dari UV-B dan C.
Ultraviolet A memiliki beberapa manfaat bagi manusia, seperti pembentukan vitamin D, walau menyebabkan kulit terbakar dan, dalam beberapa kasus, kanker kulit.
Ultraviolet B dan C tidak pernah benar-benar mencapai manusia secara alami karena sinar ini diserap oleh lapisan ozon bumi.
Baca Juga: Tanya-Jawab Covid-19 : Benarkah Sinar Ultraviolet Dapat Membunuh Virus Corona?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.