TOKYO, KOMPAS.TV - Pemerintah Jepang resmi melarang masuk semua warga negara asing guna memblokir penyebaran varian virus Corona. Pelarangan itu dimulai sejak Senin (28/12/2020) hingga akhir Januari 2021.
Dikutip dari Kyodo News, Otoritas Kesehatan Jepang melaporkan, ada 3.881 kasus penularan virus corona dalam 4 hari terakhir, diikuti dengan 47 kasus kematian.
Pemerintah prefektur Tokyo dan beberapa prefektur lainnya juga melaporkan jumlah infeksi tertinggi pada awal liburan akhir tahun dan Tahun Baru.
Baca Juga: Oman Mulai Vaksinasi Massal Hadapi Covid-19
Prefektur Tokyo telah melarang masuknya warga negara asing yang baru-baru ini berkunjung ke Inggris dan Afrika Selatan. Sebelumnya pada hari itu, pemerintah melaporkan dua orang lagi telah terinfeksi varian tersebut, dengan salah satu dari mereka dikonfirmasi sebagai kasus pertama yang ditularkan di dalam negeri.
Terkait kebijakan itu, Pemerintah Jepang akan menghentikan penerbitan visa baru mulai Senin (28/12/2020). Mereka yang sudah mendapatkan visa akan tetap diizinkan masuk ke negara itu, namun tidak berlaku bagi mereka yang berada di Inggris atau Afrika Selatan.
Sementara itu, Pemerintah Jepang juga menyoroti bagi pendatang yang tidak menunjukkan sertifikasi hasil tes virus negatif. Bagi mereka, pemerintah meminta mereka untuk tinggal di fasilitas yang ditentukan selama dua minggu.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato juga sudah lebih dahulu mengumumkan larangan sementara penerbangan dari Inggris mulai Kamis (24/12/2020).
Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Inggris Terdeteksi di Jepang
Sebelumnya, 2 orang dari London, yang terinfeksi varian tersebut dirawat di rumah sakit di Tokyo. Mereka adalah pilot berusia 30-an yang kembali ke Jepang dari London pada 16 Desember dan seorang wanita berusia 20-an.
Pria itu tidak menjalani karantina di bandara karena pekerjaannya dan wanita tersebut diyakini telah terinfeksi melalui dirinya.
Tiga orang melakukan kontak dekat dengan pasangan itu dan satu dari mereka dinyatakan negatif, sementara status dua lainnya tidak diketahui, menurut kementerian Kesehatan Jepang.
Pada Jumat (25/12/2020) otoritas Kesehatan Jepang mengatakan lima orang (4 pria, 1 wanita) semuanya berusia di bawah 70 tahun - telah dipastikan terinfeksi varian baru setelah kedatangan mereka dari Inggris.
Atsuo Hamada, seorang profesor di Tokyo Medical University mengatakan, Pemerintah Jepang harus mengambil langkah anti-virus tambahan termasuk kontrol perbatasan yang lebih kuat. Ia berasumsi varian baru telah memasuki negara itu sampai batas tertentu.
"Begitu varian yang sangat mudah menular menyebar, jumlah infeksi bisa melampaui 2.000 dalam satu hari di Tokyo. Yang pada akhirnya memerlukan keadaan darurat lain atas virus tersebut", demikian Atsuo Hamada memperingatkan.
Baca Juga: Tradisi Natal yang Unik dan Aneh di Beberapa Negara, di Jepang Pasti Bikin Kamu Ingin Meniru
Lonjakan Corona Hampir Seluruh Jepang
Dalam perkembangan terakhir di Prefektur Tokyo, terdapat 949 kasus pada Sabtu (26/12/2020). Sebelumnya kisaran penularan harian selama tujuh hari berturut-turut mencapai 700an kasus. Ini merupakan rekor baru untuk pertama kalinya, menurut penghitungan berdasarkan data resmi.
Sementara itu, Osaka mengkonfirmasi ada 299 infeksi pada Sabtu (26/12/2020). Prefektur Saitama dan Aichi masing-masing melaporkan terdapat 265 kasus.
Angka infeksi harian terbaru di Tokyo melampaui rekor sebelumnya yaitu 888 yang tercatat pada Kamis (24/12/2020). Sehingga total kumulatif Tokyo menjadi 55.851 kasus. Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan gejala serius di Tokyo mencapai 81 orang sejak Jumat (25/12/2020)
Dikarenakan pada akhir tahun, banyak orang biasanya kembali ke kampung halaman mereka atau bepergian ke tempat lain selama liburan, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengimbau masyarakat untuk menghabiskan waktu liburan tinggal dirumah dan menghindari pertemuan besar keluarga dan teman.
Baca Juga: Sesiap Apa Indonesia Menghadapi Varian Baru Covid-19?
Pemerintah Prefektur Tokyo telah meningkatkan kewaspadaannya terkait tekanan pada sistem medisnya ke level tertinggi dari empat tingkat. Ini adalah pertama kalinya tingkat yang paling parah tercapai sejak wabah virus Corona melanda Jepang.
Tokyo sejak pertengahan Desember telah meminta pengusaha Restoran dan bar memotong jam buka mereka dengan tutup pada pukul 10 malam.
Selain Inggris, strain baru corona telah terdeteksi di Italia, Belanda, Denmark, Australia dan Jerman. Varian tersebut dinilai 70% lebih menular daripada jenis aslinya tetapi tampaknya tidak membuat orang lebih sakit.
Sebelumnya tak hanya Jepang, sejumlah negara Asia juga turut melarang penerbangan dari Inggris karena khawatir penyebaran mutasi baru virus corona ini.
(Andylala)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.